Jakarta, Selular.ID – HTC benar-benar sedang mengalami kondisi yang sulit. Kondisi keuangan perusahaan tidak kunjung membaik. Produsen ponsel asal Taiwan tersebut sedang berjuang di kompetisi penjualan smartphone, dengan ambisi bersaing dan mengalahkan Samsung bahkan Apple, perusahaan dihadapkan pada beragam keterbatasan.
Bukan itu saja, produknya pun harus melawan handset buatan vendor Tiongkok yang dibanderol dengan harga murah.
Laporan terbaru menyebutkan jika HTC membungkus Q4 2015 dengan rugi bersih sebesar USD101 juta. Meski itu lebih baik daripada hasil keuangan kedua kuartal sebelumnya yakni Q2 rugi USD252 juta dan Q3 merugi USD139 juta
Kendati telah meminimalisir kerugian, namun posisi keuangan tersebut relatif lambat. Perusahaan belum menikmati untung dari penjualan lini produk smartphone Desire dan One. Padahal, HTC sempat membual bagaimana A9 diterima dengan baik di seluruh Asia, AS dan Eropa. Mungkin sebabnya, permintaan pasar akan perangkat HTC tidak sebesar dulu.
Cher Wang, CEO HTC, mengomentari laporan laba:
“Memanfaatkan kekuatan kami dalam hal desain, engineering dan manufaktur, evolusi kita menjadi kenyataan virtual dan perangkat yang terhubung telah memposisikan kita sebagai pemimpin inovasi dalam setiap sektor. Kami sepenuhnya percaya diri dalam memberikan janji kami untuk memungkinkan konsumen dalam mengejar kebutuhan mereka sendiri di semua kelompok produk kami.”
Untuk bertahan dari terpaan badai ini, HTC sendiri sudah melakukan beragam strategi seperti restrukturisasi perusahaan, menjual pabrik di Shanghai, sampai merumahkan para karyawan.
Fokus di 2016, HTC telah menggelontorkan dana dan usaha dalam meningkatkan pemasaran, serta mengembangkan platform virtual reality Vive.
