Selular.id – Banyak orang yang terbiasa menggunakan handphone (HP) sebelum tidur dengan harapan bisa lebih cepat terlelap.
Namun, kebiasaan ini justru sering berujung pada kesulitan tidur.
Menurut Michelle Drerup, pakar pengobatan tidur, penggunaan aktif perangkat teknologi sebelum tidur dapat memengaruhi kualitas tidur pengguna secara signifikan.
Aktivitas seperti melakukan doomscrolling, membaca konten media sosial yang mengganggu, atau sekadar berkirim pesan ternyata dapat membuat otak tetap bekerja aktif.
Kondisi ini tidak hanya menunda waktu tidur, tetapi juga mengganggu tahap tidur REM (Rapid Eye Movement) yang penting untuk pemulihan mental dan konsolidasi memori.
Drerup menjelaskan bahwa bahkan sekadar memeriksa HP sebelum tidur sudah cukup untuk mengaktifkan otak dan menunda proses tidur.
Pikiran pengguna menjadi waspada terhadap apa yang terjadi di layar HP, sehingga sulit untuk mencapai kondisi relaksasi yang diperlukan untuk tertidur.
Hal ini membuat pengguna tetap terjaga berjam-jam melebihi waktu tidur normal mereka.
Dampak Penggunaan HP terhadap Tidur REM
Tidur REM merupakan tahap tidur yang berhubungan dengan mimpi dan konsolidasi memori.
Tahap ini ditandai dengan gerakan mata cepat, napas tidak teratur, dan peningkatan detak jantung. Biasanya, tidur REM terjadi sekitar 60-90 menit setelah seseorang tertidur.
Tahap ini sangat penting untuk pembentukan mimpi, pengolahan ingatan, pemrosesan emosi, dan perkembangan otak yang sehat.
Penggunaan HP sebelum tidur, terutama untuk aktivitas yang menstimulasi otak, dapat menunda terjadinya tidur REM.
Ketika otak tetap aktif karena terpapar konten dari HP, tubuh kesulitan untuk memasuki fase tidur yang dalam dan restorative ini.
Akibatnya, meskipun seseorang bisa tertidur, kualitas tidurnya tidak optimal dan bangun dengan perasaan kurang segar.
Baca Juga:
Pengaruh Cahaya Biru dan Stimulasi Mental
Selain stimulasi mental, cahaya biru yang dipancarkan layar HP juga disebut-sebut dapat mengganggu tidur.
Paparan cahaya biru dapat memengaruhi jam tubuh internal pengguna dan mengganggu ritme sirkadian, yaitu siklus 24 jam yang mengatur proses biologis tubuh termasuk tidur dan bangun.
Meskipun ada studi yang menunjukkan bahwa cahaya biru dari smartphone tidak begitu memengaruhi kualitas tidur, Drerup menekankan bahwa penggunaan teknologi secara aktif lebih berdampak pada kualitas tidur dibandingkan penggunaan pasif seperti mendengarkan musik atau melihat konten yang menenangkan.
Beberapa produsen smartphone sudah menyadari pentingnya mengurangi paparan cahaya biru, seperti yang terlihat pada Vivo V50 Lite dengan sertifikasi low blue light.
Namun, perlindungan terhadap cahaya biru saja tidak cukup jika pengguna tetap terlibat dalam aktivitas yang menstimulasi otak sebelum tidur.
Untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, penting juga untuk mengurangi paparan radiasi handphone dengan berbagai cara yang telah terbukti efektif.
Perkembangan teknologi juga mulai mengarah pada perangkat yang lebih ramah pengguna, seperti produk AIoT Tecno yang mencakup TWS dan smartwatch dengan fitur-fitur kesehatan.
Inovasi dalam dunia teknologi terus berkembang untuk mendukung gaya hidup sehat, termasuk dalam hal kualitas tidur.
LG dengan visi rumah masa depan yang mengintegrasikan AI menunjukkan bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan pengguna, termasuk kualitas tidur yang lebih baik.
Dengan memahami dampak penggunaan HP sebelum tidur, pengguna dapat membuat keputusan yang lebih bijak mengenai kebiasaan digital mereka di malam hari.
Menghindari aktivitas yang menstimulasi otak dan mengurangi paparan layar sebelum tidur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.