Jumat, 19 September 2025
Selular.ID -

Google Perketat Keamanan Android dengan Wajibkan Verifikasi Pengembang

BACA JUGA

Selular.id – Google mengumumkan langkah baru untuk memperketat keamanan ekosistem aplikasi Android dengan mewajibkan verifikasi identitas bagi semua pengembang aplikasi. Kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk aplikasi yang didistribusikan melalui Google Play Store, tetapi juga melalui toko aplikasi pihak ketiga.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap maraknya penyalahgunaan identitas oleh pihak tidak bertanggung jawab yang kerap menyebarkan malware, melakukan penipuan finansial, atau mencuri data pribadi pengguna.

Berdasarkan informasi yang dilansir dari Tech Crunch pada Selasa, kebijakan baru ini akan mulai diuji coba pada Oktober 2025 melalui akses awal bagi pengembang yang berminat. Penerapan resmi direncanakan pada Maret 2026, sementara aturan ini akan berlaku penuh untuk semua aplikasi yang dipasang di perangkat Android bersertifikasi di Brasil, Indonesia, Singapura, dan Thailand pada September 2026. Selanjutnya, aturan ini akan diperluas ke seluruh dunia pada 2027.

Google menyatakan bahwa langkah ini bertujuan mengurangi praktik penyalahgunaan identitas yang selama ini menjadi celah keamanan. Berdasarkan survei internal, distribusi aplikasi melalui internet atau toko aplikasi pihak ketiga menghasilkan lebih dari 50 kali lipat malware dibandingkan dengan Google Play, yang sejak 2023 telah menerapkan kewajiban verifikasi pengembang.

Dalam sistem verifikasi baru ini, pengembang aplikasi diwajibkan untuk menyerahkan informasi identitas resmi seperti nama, alamat, email, dan nomor telepon. Google juga menyediakan jenis akun berbeda untuk pelajar dan pengembang hobi, mengingat kebutuhan mereka tidak sama dengan pengembang komersial. Hal ini menunjukkan komitmen Google dalam menyeimbangkan antara keamanan dan fleksibilitas bagi berbagai jenis pengguna.

Kebijakan verifikasi identitas pengembang ini dinilai akan membawa dampak besar terhadap ekosistem aplikasi Android. Sejak lama, Google berupaya menekan risiko keamanan dan peredaran malware yang menjadi tantangan serius di platformnya. Dengan mewajibkan verifikasi, diharapkan pengguna dapat lebih terlindungi dari ancaman digital yang semakin canggih.

Penerapan kebijakan ini juga sejalan dengan tren industri yang semakin memperhatikan aspek keamanan dan privasi pengguna. Sebelumnya, berbagai platform telah memperkenalkan fitur verifikasi identitas, seperti yang dilakukan Telegram dengan fitur login praktis untuk pengguna Android dan iOS. Langkah Google ini semakin mengukuhkan pentingnya autentikasi yang kuat dalam ekosistem digital.

Selain itu, kebijakan verifikasi pengembang ini dapat mempengaruhi distribusi aplikasi dari pengembang independen atau hobi. Meskipun Google menyediakan akun khusus untuk kategori non-komersial, proses verifikasi tetap mengharuskan pengembang untuk memberikan data pribadi. Hal ini mungkin menjadi pertimbangan bagi pengembang yang selama ini lebih memilih untuk tetap anonim.

Di sisi lain, langkah Google ini juga dapat mempengaruhi popularitas toko aplikasi pihak ketiga. Dengan diterapkannya verifikasi identitas, toko aplikasi lain juga harus menyesuaikan kebijakan mereka untuk mematuhi aturan dari Google. Ini bisa menjadi momentum bagi penguatan ekosistem aplikasi Android secara keseluruhan.

Perkembangan kebijakan keamanan Google tidak hanya terbatas pada verifikasi pengembang. Sebelumnya, perusahaan juga diketahui mengembangkan fitur smartwatch untuk verifikasi identitas di Android, menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam meningkatkan keamanan pengguna.

Dampak kebijakan ini terhadap pengguna di Indonesia dan negara lainnya yang termasuk dalam fase awal penerapan juga patut diperhatikan. Sebagai salah satu pasar Android terbesar di dunia, Indonesia menjadi prioritas dalam implementasi kebijakan keamanan ini. Pengguna diharapkan dapat merasakan peningkatan keamanan tanpa mengorbankan kemudahan akses terhadap aplikasi.

Selain kebijakan verifikasi, Google juga terus berinovasi dalam fitur pembayaran dan integrasi layanan. Baru-baru ini, Google Play mulai mendukung pembayaran menggunakan QRIS, memudahkan pengguna Indonesia dalam bertransaksi. Inovasi semacam ini menunjukkan bahwa Google tidak hanya fokus pada keamanan, tetapi juga pada pengalaman pengguna yang lebih baik.

Ke depan, kebijakan verifikasi identitas pengembang ini dapat menjadi standar baru bagi ekosistem aplikasi mobile. Perusahaan lain mungkin akan mengikuti langkah serupa untuk memastikan keamanan penggunanya. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya perlindungan data pribadi di era digital.

Dengan rencana implementasi yang bertahap, Google memberikan waktu bagi pengembang untuk beradaptasi dengan kebijakan baru ini. Pengembang yang berminat dapat mengikuti program akses awal mulai Oktober 2025, sementara penerapan penuh akan dilakukan dalam beberapa tahap hingga 2027.

Kebijakan ini juga mencerminkan komitmen Google dalam menciptakan ekosistem Android yang lebih aman dan terpercaya. Sebagai platform terbuka, Android memang rentan terhadap penyalahgunaan, namun dengan langkah-langkah seperti ini, Google berusaha mengurangi risiko tersebut tanpa mengorbankan keterbukaan platform.

Bagi pengguna, kebijakan verifikasi pengembang ini diharapkan dapat mengurangi paparan terhadap aplikasi berbahaya. Selama ini, banyak pengguna yang menjadi korban malware atau penipuan melalui aplikasi yang didownload dari sumber tidak terpercaya. Dengan verifikasi identitas, pelaku kejahatan cyber akan lebih sulit untuk menyembunyikan identitas mereka.

Selular.id akan terus memantau perkembangan kebijakan keamanan Google ini dan dampaknya terhadap ekosistem aplikasi Android di Indonesia. Pengguna dan pengembang disarankan untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan ini, termasuk dengan memahami prosedur verifikasi yang akan diterapkan.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU