Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Pembobolan Microsoft Pengaruhi Lembaga di Afrika Selatan

BACA JUGA

Selular.id – Beberapa entitas di Afrika Selatan menjadi korban pembobolan data yang mengeksploitasi kerentanan keamanan pada server SharePoint milik Microsoft Corp. Serangan siber ini diidentifikasi oleh Eye Security, perusahaan keamanan siber asal Belanda, yang melaporkan gelombang awal serangan terjadi minggu lalu.

Menurut Eye Security, sekitar 400 lembaga pemerintah, perusahaan, dan kelompok lainnya di seluruh dunia telah dibobol oleh para peretas. Jumlah korban sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi. Sebagian besar korban berada di Amerika Serikat, diikuti oleh Mauritius, Yordania, Afrika Selatan, dan Belanda.

“Kami tidak pernah menyebutkan nama korban secara individu, tetapi dapat berbagi bahwa di Afrika Selatan kami telah melihat sebuah organisasi di industri manufaktur mobil, sebuah universitas, beberapa entitas pemerintah daerah dan entitas pemerintah federal,” kata Vaisha Bernard dari Eye Security melalui pesan teks.

Serangan ini menambah daftar panjang insiden keamanan siber yang melibatkan Microsoft. Sebelumnya, perusahaan teknologi ini juga mengakui adanya peretasan akun Outlook yang terjadi selama beberapa bulan terakhir.

Eye Security mencatat bahwa serangan ini memanfaatkan celah keamanan di SharePoint, platform kolaborasi berbasis web milik Microsoft. Peretas mampu mengakses data sensitif dari berbagai organisasi di berbagai sektor.

Insiden ini mengingatkan pada serangan siber besar lainnya seperti serangan SolarWinds yang terjadi beberapa tahun lalu. Badan intelijen AS bahkan sempat menuduh Rusia sebagai dalang di balik serangan tersebut.

Microsoft belum memberikan pernyataan resmi terkait serangan terbaru ini. Namun, perusahaan terus mendorong pengguna untuk menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan guna mencegah serangan serupa di masa depan.

Para ahli keamanan siber menyarankan organisasi untuk selalu memperbarui sistem mereka dan menerapkan protokol keamanan berlapis. Serangan seperti ini menunjukkan bahwa tidak ada sistem yang benar-benar aman dari ancaman siber yang terus berkembang.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU