10 June 2014 15:46
Jakarta – Salah satu keunggulan smartphone adalah ketersediaan aplikasi yang sangat luas. Apapun yang menjadi keinginan pengguna, hampir semuanya terpenuhi oleh aplikasi. Untuk memudahkan mencari berbagai aplikasi, pemilik platform sistem operasi telah menyiapkan sebuah ekosistem toko aplikasi. Pelopornya adalah Apple lewat App Store yang tersedia untuk pengguna iOS. Kemudian Google memiliki Play Store bagi pemilik handset Android. Begitupun dengan Micorosft yang memiliki Marketplace dan BlackBerry dengan BlackBerry World-nya. Selain yang disediakan oleh pemilik sistem operasi, ada juga toko aplikasi yang disediakan secara independen oleh perusahaan 3rd party. Salah satu yang cukup populer adalah Mobogenie besutan Gamease Age Digital Technology, perusahaan software aplikasi dan games asal Beijing yang didirikan pada Agustus 2007.
Pada mulanya, Mobogenie adalah aplikasi data manager untuk Android yang memungkinkan untuk mengelola setiap aspek di ponsel Android dari komputer desktop. Fitur unggulannya adalah File & Backup/Restore, App Management (Install, Delete, Update & Find Apps), penghemat biaya internet, dan pengelolaan data secara nyaman dari komputer dektop. Seiring waktu, Mobogenie kemudian ber-evolusi menjadi toko aplikasi yang secara langsung tentu bersaing dengan Play Store milik Google.
Agar berbeda dan lebih berdaya saing, toko aplikasi ini mengedepankan unsur gratis. Semua aplikasi diunduh secara gratis dan mudah. Berkaitan dengan hal itu, Adyasa Yubdi Rahmarta, Senior Content Editor Mobogenie Indonesia menerapkan strategi model bisnis yang menarik. “Memang semua pengguna bisa mengunduh aplikasi secara gratis, namun untuk para developer aplikasi yang ingin meraup pemasukan selain dari iklan, kami menyediakan model in-app purchase,” ujarnya kepada Selular Online di Jakarta (9/6/2014). Adhyasa menjelaskan, dari sisi pengguna memperoleh alternatif pembelian konten yang tidak hanya dari kartu kredit. “Kalau di Play Store membeli aplikasi hanya bisa kartu kredit, Mobogenie menawarkan beberapa alternatif pembelian konten. Salah satunya adalah dengan sistem potong pulsa yang lebih familiar. Kami sudah bekerja sama dengan empat operator besar Telkomsel, XL, Indosat, dan Smartfren,” ungkap Adhyasa.
Selain mengedepankan unsur gratis dan kemudahan pembelian aplikasi, Mobogenie juga mengunggulkan kemudahan mendapatkan konten lokal yang berkualitas. “Pengguna Mobogenie bisa mengunduh ringtone dari banyak artis lokal terkemuka, kemudian aplikasi dan games, juga dapat menemukan meme-meme seru yang tengah nge-tren di media sosial. Semuanya adalah pilihan dari tim konten lokal yang profesional, ujar Alberich Stefanus, Product Manager Mobogenie Indonesia. Selain konten yang kental dengan nuansa lokal, antarmuka juga menggunakan bahasa Indonesia sebagai pilihan utama. Alberich menganggap semua itu dilakukan agar pengguna merasa dekat dengan toko aplikasi ini.
Mengenai beredarnya isu bahwa banyak aplikasi di Mobogenie yang terjangkit virus, perusahaan ini langsung bereaksi dengan cepat. Untuk memastikan semua konten bebas dari virus, tim Mobogenie bekerja sama dengan perusahaan anti-virus terkemuka Kaspersky dan Tencent Company, yang men-scan terlebih dahulu aplikasi-aplikasi yang ada untuk memastikan bebas virus. Selain aman untuk para pengguna, aplikasi yang disajikan pun sesuai dengan tren yang ada di Indonesia.
Pihak Mobogenie mengklaim saat ini toko aplikasi telah memiliki lebih dari satu juta aplikasi, lebih dari 200 ribu games, lebih dari setengah juta ringtones dan wallpaper. Untuk mengunduh konten aplikasi dan lainnya, pengguna bisa mengakses di situs resmi www.mobogenie.com. Saat ini layanan Mobogenie sudah bisa diakses di Indonesia, Amerika Serikat, India, Vietnam, Thailand, Brasil, dan negara-negara Timur Tengah. Dalam beberapa bulan ke depan, mereka berencana masuk ke Rusia, Korea, dan negara-negara lain untuk menggaet sebanyak mungkin pengguna Android. (Bambang)
Sumber : www.selular.co.id (10/6/2014)