Selular.id – Samsung masih menjadi raja tak terbantahkan di pasar smartphone layar lipat global.
Berdasarkan laporan terbaru dari firma riset Counterpoint, vendor asal Korea Selatan itu menyumbang 64 persen dari seluruh pengiriman ponsel foldable pada kuartal ketiga (Q3) 2025.
Namun, di balik dominasi tersebut, vivo mencatatkan pertumbuhan pengiriman paling agresif, melesat 67 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Laporan Counterpoint mengungkapkan bahwa pengiriman smartphone layar lipat secara keseluruhan naik 14 persen secara year-on-year (yoy) pada Q3 2025.
Kenaikan ini menunjukkan minat pasar terhadap perangkat foldable terus meningkat, dengan kategori ini kini menyumbang 2,5 persen dari total pengiriman smartphone global di kuartal tersebut.
Peningkatan ini menjadi angin segar setelah sebelumnya sempat terjadi penurunan tajam pengiriman smartphone layar lipat di awal tahun.
Kesuksesan Samsung tidak lepas dari penerimaan pasar terhadap dua model andalannya, Galaxy Z Fold7 dan Galaxy Z Flip7, yang diluncurkan pertengahan tahun.
Dominasi 64 persen ini bahkan mengukuhkan posisinya dibanding tahun lalu, di mana pada Q3 2024 Samsung menguasai 56 persen pasar.
Posisi runner-up ditempati oleh Huawei dengan kontribusi 15 persen, diikuti oleh Motorola (7 persen), Honor (6 persen), vivo (4 persen), dan Xiaomi (2 persen).
Persaingan ketat antara Samsung dan Huawei di segmen ini memang telah berlangsung beberapa waktu, seperti pernah dibahas dalam analisis persaingan Samsung dan Huawei di pasar smartphone layar lipat.

Meski pangsa pasarnya masih berada di peringkat kelima secara volume, vivo mencuri perhatian dengan laju pertumbuhan yang paling impresif.
Vendor asal Tiongkok itu berhasil meningkatkan pengiriman smartphone foldable-nya sebesar 67 persen pada Q3 2025 dibandingkan dengan Q3 2024.
Pertumbuhan ini jauh melampaui pesaing-pesaing utamanya: Samsung (32 persen), Motorola (12 persen), dan Huawei (10 persen).
Konsistensi vivo dalam meluncurkan produk foldable, termasuk kehadiran vivo X Fold5 di Indonesia pada Agustus 2025, tampaknya mulai membuahkan hasil.
Momentum pertumbuhan yang kuat ini dianggap sebagai peluang bagi vivo untuk lebih gencar merilis varian smartphone layar lipat, tidak hanya model fold (lipat horizontal) tetapi juga model flip (lipat vertikal atau clamshell).
Ekspansi lini produk dapat membantu mereka mengejar ketertinggalan pangsa pasar dari pemain yang lebih dulu mapan.
Baca Juga:
Proyeksi Masa Depan dan Faktor Pendongkrak Pasar
Counterpoint memprediksi bahwa pangsa pasar smartphone layar lipat akan terus meningkat sepanjang 2026.
Optimisme ini didasari oleh beberapa faktor kunci. Pertama, tren pasar yang semakin menginginkan perangkat dengan layar lebih lebar untuk mendukung produktivitas dan pengalaman hiburan yang lebih imersif.
Kedua, kemajuan teknologi yang berhasil meningkatkan durabilitas atau ketahanan perangkat foldable, sekaligus mengurangi ketebalan dan bobotnya, menjawab beberapa kekhawatiran konsumen sebelumnya.
Integrasi kecerdasan buatan (AI) yang lebih luas juga disebut sebagai nilai tambah yang berpengaruh.
Faktor lain yang dinanti adalah kemunculan rumor tentang ponsel layar lipat pertama dari Apple yang diprediksi akan rilis pada 2026.
Kehadiran Apple di arena foldable dipandang akan membawa gelombang baru minat, mengingat basis penggemar iPhone yang sangat besar dan loyal di seluruh dunia. Keikutsertaan Apple dapat mengubah dinamika persaingan dan sekaligus memperluas pasar secara keseluruhan.
Meski prospeknya cerah, tantangan klasik seperti harga yang masih premium dan persepsi kerapuhan tetap menjadi penghalang bagi adopsi massal, seperti yang diungkap dalam artikel mengenai alasan orang enggan membeli smartphone layar lipat.
Upaya untuk menawarkan pilihan yang lebih terjangkau, seperti yang pernah diwacanakan oleh merek seperti Nubia dengan smartphone layar lipat murah, bisa menjadi salah satu solusi untuk mendorong pertumbuhan lebih lanjut.
Dinamika Pasar dan Persaingan yang Semakin Ramai
Peta persaingan smartphone foldable terus berkembang. Di luar nama-nama besar yang mendominasi laporan Counterpoint, pemain lain juga terus berinovasi.
Beberapa tahun lalu, misalnya, OPPO juga diketahui sedang mempersiapkan kehadiran di segmen ini, seperti terungkap dalam laporan tentang dua smartphone layar lipat OPPO yang memasuki fase produksi.
Hal ini menunjukkan bahwa minat untuk bermain di kategori premium ini masih tinggi di kalangan vendor.
Dengan Samsung yang masih sangat dominan, Huawei yang konsisten menjadi penantang utama, dan vivo yang menunjukkan pertumbuhan eksplosif, pasar smartphone layar lipat memasuki fase yang menarik.
Pertumbuhan double-digit secara global menjadi sinyal positif bahwa teknologi foldable semakin diterima, meski perjalanannya masih panjang untuk bisa menyaingi popularitas smartphone konvensional.
Kedatangan pemain baru dan inovasi berkelanjutan dalam hal ketahanan, desain, dan harga akan menjadi penentu apakah foldable bisa benar-benar menjadi arus utama dalam beberapa tahun mendatang.



