Rabu, 17 Desember 2025
Selular.ID -

Samsung Klaim AI SmartThings Bisa Hemat Listrik Mesin Cuci Hingga 30%

BACA JUGA

Selular.id – Samsung mengklaim teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam ekosistem SmartThings-nya mampu mengurangi konsumsi listrik pada mesin cuci ber-efisiensi tinggi hingga sekitar 30%.

Klaim ini didasarkan pada studi global selama setahun yang melibatkan ratusan ribu pengguna di 126 negara, dengan hasil yang telah diverifikasi oleh lembaga independen Carbon Trust.

Studi kolaboratif antara Samsung dan Carbon Trust berlangsung dari Juli 2024 hingga Juni 2025.

Selama periode tersebut, data penggunaan energi dari sekitar 187.000 unit mesin cuci Samsung dianalisis.

Semua mesin cuci yang menjadi sampel studi ini bukanlah model biasa, melainkan perangkat yang telah memenuhi standar efisiensi tinggi di pasar masing-masing, seperti Energy Star di Amerika Serikat atau peringkat 5 Bintang di India.

Artinya, penghematan 30% yang diklaim merupakan bonus tambahan di atas performa hemat energi yang sudah dimiliki perangkat tersebut.

Yang menarik, studi ini dilakukan dalam kondisi penggunaan nyata. Fitur AI Energy-Saving Mode diaktifkan secara manual oleh pengguna, bukan diatur otomatis dari jarak jauh oleh Samsung.

Ini menunjukkan bahwa angka penghematan tersebut berasal dari keputusan sadar konsumen untuk menghemat, dengan AI yang kemudian mengoptimalkannya.

Hasil studi diverifikasi berdasarkan protokol ketat dari inisiatif Decarbonizing the Use-Phase of Connected Devices (DUCD) yang dipimpin Carbon Trust, dengan Samsung menyatakan diri sebagai perusahaan pertama di industri yang melakukan verifikasi skala besar dengan standar ini.

Dari Persentase ke Realita: 5.02 GWh Energi yang Terselamatkan

Angka 30% mungkin terdengar abstrak. Untuk memberikan gambaran yang lebih nyata, selama periode studi, pengguna yang mengaktifkan mode AI Energy-Saving secara kolektif berhasil menghemat total 5.02 gigawatt-hour (GWh) listrik.

Jumlah energi sebesar itu setara dengan konsumsi listrik bulanan sekitar 14.000 rumah tangga di Seoul, berdasarkan data rata-rata dari Korea Electric Power Corporation.

Bayangkan dampak yang bisa dihasilkan jika fitur ini diadopsi secara lebih luas.

Lantas, bagaimana cara kerja fitur ini? Intinya adalah personalisasi dan pembelajaran pola.

Samsung SmartThings bertindak sebagai pusat kendali yang mempelajari rutinitas pengguna.

AI dalam sistem ini mengamati dan menganalisis kebiasaan spesifik, seperti kapan pengguna biasanya mencuci, berapa banyak cucian yang paling sering dilakukan, dan pada jam berapa tarif listrik paling murah di daerah tersebut.

Berdasarkan data ini, AI kemudian menciptakan jadwal serta pengaturan operasi yang paling optimal untuk perangkat yang kompatibel, seperti mesin cuci.

AI mungkin akan menyarankan untuk menunda siklus mencuci hingga malam hari saat beban jaringan listrik rendah, atau menyesuaikan suhu air berdasarkan jenis kain yang paling sering dicuci.

Optimasi yang personal dan dinamis inilah yang sulit dicapai dengan pengaturan manual biasa.

Komitmen Samsung dalam mengembangkan ekosistem rumah pintar yang terintegrasi telah lama berjalan, seperti yang terlihat dalam upaya mereka memperkuat kolaborasi berbagai perangkat dengan SmartHome dan SmartThings.

Masa Depan: Ekspansi AI dan Transparansi Data ke Seluruh Rumah

Keberhasilan pada mesin cuci ini rupanya hanya permulaan.

Samsung menyatakan komitmennya untuk memperluas upaya penghematan energi dengan mengembangkan lebih banyak perangkat rumah tangga yang digerakkan oleh AI.

Visi ini sejalan dengan yang diungkapkan perusahaan dalam berbagai kesempatan, termasuk pemanfaatan AI untuk kehidupan sehari-hari, bahkan untuk memelihara hewan peliharaan di rumah dengan peralatan berteknologi AI.

Yang lebih menarik, Samsung berjanji akan menyediakan data transparan kepada konsumen mengenai penggunaan energi dan emisi karbon dari perangkat mereka.

Langkah ini ditujukan untuk membangun kepercayaan dan mendorong adopsi yang lebih luas.

Ketika pengguna dapat melihat secara real-time berapa kilowatt-hour yang berhasil dihemat oleh kulkas, AC, atau mesin cuci pintar mereka, motivasi untuk menerapkan gaya hidup lebih efisien dan ramah lingkungan diharapkan akan meningkat.

Visi Samsung untuk rumah pintar yang benar-benar cerdas dan efisien rencananya akan mendapatkan wajah barunya di CES 2026 mendatang.

Perusahaan berencana memamerkan perangkat rumah tangga bertenaga AI terbaru dalam acara ‘The First Look’ di Las Vegas bulan Januari.

Inovasi ini diperkirakan tidak akan berhenti pada mesin cuci. Integrasi yang lebih dalam dengan asisten AI seperti Samsung Ballie untuk mengelola energi seluruh rumah secara proaktif menjadi salah satu kemungkinan yang dapat diwujudkan.

Namun, tantangan untuk mewujudkan ekosistem sempurna tetap ada.

Keberhasilan sistem ini sangat bergantung pada interoperabilitas, atau kemampuan berbagai perangkat dari merek berbeda untuk berkomunikasi dengan mulus.

Di sinilah standar universal seperti Matter menjadi krusial. Kabar baiknya, Samsung telah aktif mengembangkan dukungan Matter di platform SmartThings.

Hal ini membuka jalan bagi terciptanya rumah pintar yang lebih terbuka dan terintegrasi, tidak hanya terbatas pada produk satu merek.

Perkembangan ini juga mencerminkan tren industri yang lebih luas, di mana AI tidak hanya menjadi fitur pada ponsel, seperti yang dilakukan Oppo dengan Reno13 Series-nya, tetapi juga merambah ke perangkat rumah tangga untuk menciptakan efisiensi yang nyata.

Artinya, era rumah pintar sedang bergeser dari sekadar menawarkan kenyamanan dan kemudahan, menuju tanggung jawab dan efisiensi sumber daya.

AI tidak lagi hanya tentang menyalakan lampu dengan perintah suara, tetapi tentang mengelola konsumsi energi dengan bijak untuk penghematan yang signifikan.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU