Selular.id – Layanan streaming video lokal Mola TV secara resmi mengumumkan akan berhenti beroperasi pada 31 Desember 2025 mendatang.
Pengumuman tersebut disampaikan melalui banner berjudul “Pemberitahuan Resmi” di laman utama website mola.tv serta aplikasi Mola TV di platform Android dan iOS.
Dalam pengumuman itu, pihak Mola TV menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan maaf kepada penggunanya.
“Layanan Mola akan berhenti beroperasi di semua platform pada 31 Desember 2025. Terima kasih sebesar-besarnya atas kepercayaan dan dukungan Anda, mohon maaf bila ada layanan yang kurang berkenan,” tulis pernyataan resmi tersebut, seperti dikutip Selular.id.
Meski telah mengonfirmasi tanggal penutupan, detail lebih lanjut mengenai alasan di balik keputusan ini, nasib karyawan, serta rencana bisnis perusahaan ke depan masih belum jelas.
Kepastian penutupan ini langsung memicu pertanyaan dari para pelanggan, terutama mengenai nasib sisa langganan yang telah mereka bayar.
Seorang pengguna menanyakan hal tersebut di kolom komentar akun Facebook resmi Mola TV, dengan pertanyaan, “Orang-orang yang sudah subscribe bagaimana tanggung jawabnya?”
Pihak Mola TV merespons langsung di komentar yang sama dengan penjelasan yang tegas.
Mereka menyatakan bahwa setelah tanggal 31 Desember 2025, layanan tidak akan dapat diakses lagi di semua platform.
Lebih lanjut, mereka menegaskan bahwa masa aktif langganan yang tersisa tidak dapat diklaim atau diberikan kompensasi dalam bentuk apapun.
Berdasarkan respons tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelanggan yang masih memiliki sisa periode berlangganan tidak akan mendapatkan pengembalian dana atau kompensasi lainnya.
Ini menjadi perhatian khusus mengingat, berdasarkan pantauan pada Selasa (2/12/2025) siang, paket langganan Mola TV masih ditawarkan untuk dibeli dengan harga Rp 39.000 per bulan.
Menariknya, dalam gambar promosi paket langganan tersebut, Mola TV menyebutnya sebagai paket “Year End Closing”, dengan keterangan bahwa pengguna dapat menikmati layanan hingga 31 Desember 2025.
Ini mengindikasikan bahwa penawaran berlangganan tetap berjalan meski batas akhir operasional telah ditetapkan.
Baca Juga:
Mola TV, yang berdiri pada 2018 dan resmi meluncur setahun kemudian, merupakan salah satu pemain awal dalam industri over-the-top (OTT) atau layanan streaming yang dikirim langsung via internet di Indonesia.
Layanan ini didukung oleh Grup Djarum melalui PT Global Media Visual dan merek elektronik Polytron.
Strategi bisnis Mola TV sejak awal terbilang ambisius.
Mereka berusaha menggabungkan berbagai jenis konten dalam satu paket berlangganan, mulai dari tayangan olahraga, video-on-demand (VOD), film internasional, hingga konten orisinal produksi sendiri.
Pendekatan “semua dalam satu” ini ditujukan untuk menarik beragam segmen penonton.
Popularitas Mola TV melesat tajam ketika berhasil mengamankan hak siar eksklusif Liga Inggris (Premier League) untuk musim 2019–2020 dan 2021–2022 di Indonesia dan Timor Leste.
Hak siar bergengsi itu menjadi magnet utama yang menarik jutaan penggemar sepak bola untuk berlangganan, sekaligus menempatkan Mola TV sebagai pesaing serius bagi layanan streaming olahraga lainnya.
Kesuksesan serupa dalam mengamankan hak siar olahraga besar juga pernah dilakukan oleh brand lain, seperti Hisense yang menjadi mitra resmi EURO 2024.
Namun, industri streaming sendiri adalah lanskap yang sangat dinamis dan kompetitif.
Tekanan untuk terus membeli konten berkualitas dengan harga tinggi, ditambah dengan biaya operasional teknologi dan pemasaran, menjadi tantangan berat.
Persaingan dengan raksasa global seperti Netflix, Disney+, dan layanan lokal lainnya membuat pasar semakin padat.
Tantangan ekonomi global juga turut memengaruhi, mendorong perlunya efisiensi dan strategi yang tepat bagi penyedia layanan digital.
Keputusan penutupan Mola TV ini terjadi dalam konteks transformasi besar di industri hiburan digital.
Beberapa platform besar juga melakukan konsolidasi, seperti penggabungan layanan Hulu ke dalam Disney+ yang pernah diberitakan.
Pergeseran preferensi konsumen dan model bisnis terus mendorong adaptasi dan, dalam beberapa kasus, penghentian operasi.
Bagi pengguna setia Mola TV, langkah selanjutnya adalah mencari alternatif untuk konten-konten yang selama ini mereka nikmati, terutama siaran olahraga.
Pasar streaming di Indonesia masih menawarkan beberapa pilihan, meski dengan portofolio konten dan harga berlangganan yang berbeda-beda.
Tren penggunaan layanan digital, termasuk streaming, terus berkembang seiring dengan penetrasi internet yang semakin dalam.
Penutupan Mola TV menandai akhir dari satu babak dalam sejarah streaming Indonesia.
Keberhasilannya merebut hati penggemar sepak bola dengan siaran Liga Inggris akan dikenang sebagai pencapaian signifikan.
Di sisi lain, keputusan untuk tidak memberikan kompensasi kepada pelanggan atas sisa langganan dipastikan akan menjadi bahan evaluasi bagi konsumen dalam memilih layanan berlangganan digital di masa depan.
Hingga hari-hari terakhir operasinya, Mola TV masih tetap aktif.
Pengguna masih dapat mengakses seluruh konten yang tersedia hingga tengah malam pada 31 Desember 2025.
Setelah tanggal tersebut, aplikasi dan website resmi dipastikan tidak akan lagi dapat diakses, mengakhiri perjalanan layanan streaming yang pernah menjadi rumah bagi para penggemar bola tanah air.



