Rabu, 31 Desember 2025
Selular.ID -

Miliaran HP Android Berisiko Diserang Hacker karena Pakai OS Lawas

BACA JUGA

Selular.id – Miliaran pengguna ponsel Android di seluruh dunia mungkin tidak menyadari bahwa perangkat mereka sedang menjadi incaran peretas.

Ancaman ini muncul karena perangkat-perangkat tersebut masih aktif digunakan meski menjalankan sistem operasi (OS) lama yang sudah tidak lagi mendapatkan pembaruan keamanan dari Google.

Data terbaru dari GlobalStats, perusahaan analitik StatCounter, mengungkap fakta yang mengkhawatirkan.

Hampir 35 persen pengguna Android global masih menjalankan Android 13 atau versi yang lebih lawas per November 2025.

Rinciannya, sekitar 14,99 persen perangkat menggunakan Android 13, 10,88 persen menjalankan Android 12, dan 8,98 persen masih bertahan dengan Android 11.

Jika dijumlah, totalnya mencapai 34,85 persen perangkat Android aktif yang menggunakan sistem operasi tergolong jadul.

Android 13 pertama kali dirilis pada 2022, Android 12 pada 2021, dan Android 11 pada 2020.

Sementara itu, ponsel Android terbaru saat ini sudah menjalankan Android 16 atau Android 15.

Dengan estimasi jumlah pengguna Android global sekitar 3,9 miliar, maka kurang lebih ada 1,35 miliar perangkat yang berpotensi tidak lagi menerima patch keamanan penting dari Google.

Angka ini masuk akal mengingat mayoritas ponsel Android hanya mendapatkan dukungan upgrade sistem operasi selama 2-3 generasi saja sebelum ditinggalkan oleh pabrikan.

Rentan Terinfeksi dan Kehilangan Data

Kondisi ini membuat miliaran HP Android tersebut rentan terhadap berbagai celah keamanan yang belum ditambal.

Perusahaan keamanan siber Zimperium menyatakan, lebih dari 50 persen perangkat mobile setiap tahunnya menjalankan sistem operasi lawas, dan sebagian di antaranya sudah terinfeksi malware.

Masalahnya menjadi semakin serius karena pembaruan keamanan Android biasanya menambal puluhan hingga ratusan kerentanan sekaligus dalam satu paket update.

Sebagai contoh, pembaruan keamanan Android pada Desember lalu menutup 107 kerentanan sekaligus.

Pengguna ponsel yang sudah tidak lagi menerima update otomatis akan tetap menyimpan semua celah tersebut di perangkatnya.

Akibatnya, risiko menjadi sasaran pencurian data, kata sandi, hingga informasi pribadi dan finansial menjadi sangat tinggi.

Ini menunjukkan betapa krusialnya update keamanan Android bagi perlindungan perangkat.

Ketimpangan Dukungan Dibanding iPhone

Situasi keamanan di ekosistem Android terlihat sangat kontras jika dibandingkan dengan rival utamanya, iPhone.

Data StatCounter mencatat sekitar 90 persen iPhone aktif di dunia masih menerima dukungan software langsung dari Apple.

Artinya, hanya sekitar 10 persen perangkat iPhone yang sudah tidak lagi mendapat pembaruan, angka yang jauh lebih kecil dibandingkan Android.

Ketimpangan ini terjadi karena perbedaan fundamental dalam model pengembangan dan distribusi.

iPhone dikembangkan, dikendalikan, dan didistribusikan oleh satu perusahaan saja, yaitu Apple.

Hal ini memungkinkan pembaruan sistem dan keamanan diberikan secara serentak ke seluruh perangkat yang masih didukung, dengan periode dukungan yang cenderung lebih panjang, seringkali mencapai 5-6 tahun.

Sebaliknya, ekosistem Android melibatkan ratusan pabrikan ponsel dengan merek dan model yang berbeda-beda.

Setiap produsen memiliki kebijakan pembaruan OS dan keamanannya sendiri-sendiri, yang seringkali juga dipengaruhi oleh partner chipset dan operator seluler.

Fragmentasi ini membuat banyak perangkat berhenti mendapatkan update hanya dalam hitungan tahun sejak peluncuran, meninggalkan pengguna dalam kondisi rentan.

Upaya seperti Google memperketat keamanan Android dengan wajibkan verifikasi pengembang adalah langkah penting, tetapi tidak menyelesaikan masalah dukungan update dari pabrikan.

Cara Mengecek dan Langkah yang Harus Diambil

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh pengguna Android? Pakar keamanan menyarankan beberapa langkah praktis.

Pertama, pastikan perangkat Anda masih menerima pembaruan keamanan rutin.

Kedua, hindari instalasi aplikasi dari sumber tidak resmi atau pihak ketiga yang tidak terpercaya untuk meminimalkan risiko infeksi malware.

Ketiga, pertimbangkan untuk membeli ponsel baru jika dukungan software untuk perangkat lama telah benar-benar berakhir.

Untuk memastikan apakah HP Android Anda termasuk yang berisiko, cara termudah adalah dengan mengecek versi sistem operasi yang sedang dijalankan.

Caranya bisa melalui pengaturan (Settings) > Tentang Telepon (About Phone) > Informasi Perangkat lunak (Software Information).

Apabila sistem operasi Android yang digunakan adalah Android 13 atau lebih lama, segera lakukan update jika perangkat masih kompatibel.

Proses update keamanan, seperti yang pernah terjadi pada April 2021 Patch Keamanan Android yang diluncurkan untuk Google Pixel, adalah mekanisme vital untuk menutup celah.

Namun, jika perangkat sudah tidak lagi mendapatkan update resmi dari pabrikan, maka pertimbangan untuk mengganti dengan model yang lebih baru dan masih didukung menjadi pilihan yang paling bijaksana dari sisi keamanan digital.

Mengabaikan hal ini sama saja dengan membiarkan pintu rumah terbuka lebar bagi penjahat siber untuk memasuki perangkat dan mengambil data berharga yang tersimpan di dalamnya.

Fenomena miliaran perangkat rentan ini menyoroti tantangan berkelanjutan dalam ekosistem Android terkait fragmentasi dan siklus dukungan perangkat lunak yang pendek.

Ke depan, tekanan dari konsumen dan regulator mungkin akan mendorong pabrikan untuk memberikan komitmen dukungan keamanan yang lebih panjang, menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi semua pengguna.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU