Selular.id – Instagram dikabarkan tengah menguji coba aturan baru yang membatasi jumlah hashtag dalam satu unggahan.
Platform media sosial milik Meta itu disebut hanya akan memperbolehkan maksimal tiga tagar per postingan.
Informasi ini muncul setelah sejumlah pengguna melaporkan menerima notifikasi saat mencoba menambahkan lebih dari tiga hashtag.
Notifikasi yang muncul di aplikasi Instagram menegaskan bahwa pengguna “hanya boleh menggunakan tiga tagar per postingan”.
Meski demikian, hingga berita ini ditulis, Instagram belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait pembatasan tersebut.
Menurut laporan GSMArena pada Selasa (2/12/2025), aturan baru ini kemungkinan masih dalam tahap uji coba terbatas dan belum diterapkan secara menyeluruh kepada semua pengguna.
Uji coba ini tampaknya tidak berjalan seragam. Beberapa akun menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, akun @theTripmeister dikabarkan sudah merasakan pembatasan tersebut, sementara akun @DroidAppNL tidak mengalami hal yang sama.
Perbedaan ini semakin menguatkan indikasi bahwa fitur pembatasan hashtag sedang diuji coba secara bertahap kepada segelintir pengguna.
Langkah pembatasan hashtag ini dinilai oleh para ahli sebagai upaya Instagram untuk menyaring konten berkualitas di platformnya.
Selama ini, praktik “hashtag stuffing” atau menjejalkan banyak tagar dalam satu postingan kerap digunakan oleh sejumlah akun demi meningkatkan jangkauan dan visibilitas konten secara artifisial.
Dengan membatasi jumlah hashtag, Instagram berpotensi mendorong pengguna untuk lebih selektif dan relevan dalam memilih kata kunci yang mewakili konten mereka.
Di sisi lain, aturan baru ini menuai kekhawatiran dari kalangan kreator konten.
Bagi mereka, hashtag berperan penting sebagai alat untuk membuat konten lebih mudah ditemukan oleh audiens yang lebih luas, terutama bagi akun yang masih berkembang.
Pembatasan drastis menjadi hanya tiga hashtag berpotensi menyulitkan konten mereka untuk menjangkau audiens baru di luar lingkaran pengikut yang sudah ada.
Baca Juga:
Dinamika Fitur Baru dan Penghapusan di Instagram
Pembatasan hashtag ini bukan satu-satunya perubahan yang dilakukan Instagram belakangan ini.
Platform yang fokus pada berbagi foto dan video tersebut terus bereksperimen dengan berbagai fitur baru untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan bersaing dengan aplikasi sejenis.
Beberapa fitur yang baru diluncurkan antara lain fitur Repost yang memungkinkan pengguna membagikan ulang konten publik ke pengikut mereka, Instagram Map untuk melihat lokasi teman yang memilih berbagi, serta Tab Friends di Reels yang menampilkan konten yang disukai oleh teman-teman pengguna.
Instagram juga memperpanjang durasi Reels hingga bisa mencapai tiga menit, meluncurkan aplikasi editing video mandiri bernama Edits, dan memperkenalkan AI Editing Tools untuk manipulasi video.
Tidak semua fitur bertahan lama. Instagram dikenal kerap menghapus fitur yang dianggap kurang populer atau tidak sesuai dengan arah pengembangan platform.
Pada April 2025, Instagram menghapus fitur Notes pada Feed dan Reels karena dinilai minim peminat.
Sebelumnya, pada Mei 2024, fitur profil rahasia Flipside juga dihapus karena kurang populer.
Fitur IGTV yang dulu digadang-gadang sebagai jawaban untuk video panjang pun akhirnya digabungkan ke dalam fitur video biasa setelah kalah bersaing dengan format video pendek yang lebih digemari.
Eksperimen dengan hashtag sendiri bukan hal baru. Sebelumnya, Instagram juga pernah menguji coba fitur pencarian dengan kata kunci untuk memudahkan pengguna menemukan konten, seperti yang pernah dilaporkan Selular.id.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa platform terus menyesuaikan mekanisme penemuan konten di tengah semakin padatnya informasi.
Masa Depan Pembatasan Hashtag dan Implikasinya
Pertanyaan besar yang kini muncul adalah apakah pembatasan tiga hashtag ini akan berlaku permanen atau hanya sekadar uji coba yang suatu saat akan ditarik kembali.
Ketidakpastian ini hanya bisa dijawab dengan pernyataan resmi dari Instagram.
Namun, perubahan ini, jika diterapkan, bisa menjadi langkah signifikan dalam mengatur ekosistem konten di platform tersebut.
Bagi para pengguna, terutama kreator konten dan pebisnis yang mengandalkan Instagram untuk pemasaran, kebijakan ini perlu diantisipasi.
Mereka mungkin perlu mengubah strategi dalam memilih hashtag, dengan lebih fokus pada kata kunci yang sangat spesifik dan relevan, alih-alih menggunakan banyak tagar umum. Kualitas dan ketepatan hashtag akan menjadi lebih krusial daripada kuantitas.
Langkah Instagram ini juga menarik untuk dilihat dalam konteks yang lebih luas. Platform media sosial lain, seperti Facebook, juga pernah memperkenalkan dan mengembangkan penggunaan hashtag di platform mereka, seperti yang terjadi pada 2014.
Kebijakan dari satu platform besar seperti Instagram sering kali menjadi tren yang diikuti oleh platform lainnya.
Sementara menunggu kejelasan lebih lanjut, pengguna disarankan untuk mulai beradaptasi dengan kemungkinan baru ini.
Memantau perkembangan berita resmi dan melihat bagaimana uji coba ini berjalan pada akun-akun lain dapat memberikan gambaran.
Perubahan algoritma dan kebijakan platform adalah hal yang konstan di dunia media sosial, dan kemampuan beradaptasi menjadi kunci untuk tetap relevan.
Uji coba pembatasan hashtag ini, seperti yang dilaporkan sebelumnya, menjadi pengingat bahwa platform digital terus berevolusi.
Bagi Instagram, langkah ini mungkin merupakan bagian dari upaya membersihkan platform dari engagement yang tidak autentik dan mendorong terciptanya konten serta interaksi yang lebih bermakna di antara penggunanya.



