Selular.id – Pasar smartphone Asia Tenggara mengalami kontraksi tahunan untuk ketiga kalinya berturut-turut pada kuartal Juli-September 2025.
Berdasarkan riset Omdia, pengiriman smartphone di kawasan ini hanya mencapai 25,6 juta unit, turun 1% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Melemahnya sentimen konsumen dan ancaman kenaikan biaya material menjadi faktor utama tekanan ini.
Le Xuan Chiew, Manajer Riset di Omdia, mengungkapkan volatilitas pengiriman ponsel pintar entry-level semakin sulit dikelola meski tetap menjadi penentu utama kepemimpinan pangsa pasar.
“Lebih dari 60% smartphone yang dikirimkan di Asia Tenggara berharga di bawah US$200, membuat pasar ini sangat rentan terhadap lonjakan harga komponen seperti memori dan penyimpanan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (18/11/2025).
Kenaikan bill of materials (BoM) atau biaya material memaksa produsen menyeimbangkan harga kompetitif dengan upaya melindungi margin.
Situasi ini menghadapkan mereka pada pilihan sulit antara menaikkan harga atau mengurangi spesifikasi perangkat keras.
Segmen entry-level yang sangat sensitif terhadap harga menjadi yang paling terdampak ancaman ini.
Dinamika Pasar dan Strategi Produsen
Tekanan pasar smartphone ASEAN tercermin dari performa kuartal ketiga 2025 yang mencatatkan kontraksi tipis 1%.
Padahal, kawasan ini sebelumnya dikenal sebagai pasar dengan pertumbuhan stabil bagi produk-produk teknologi.
Melemahnya daya beli konsumen dipengaruhi berbagai faktor ekonomi makro yang berdampak pada preferensi pembelian.
Produsen smartphone kini menghadapi dilema besar.
Di satu sisi, mereka harus mempertahankan harga terjangkau untuk bersaing di segmen entry-level yang mendominasi lebih dari 60% pasar.
Di sisi lain, kenaikan biaya komponen utama seperti chip memori dan storage menekan margin keuntungan.
Beberapa brand mulai mempertimbangkan strategi diversifikasi produk dan pengembangan perangkat AIoT sebagai langkah antisipasi.
Volatilitas pasar entry-level menurut analisis Omdia menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen rantai pasok.
Produsen perlu lebih lincah menyesuaikan produksi dengan fluktuasi permintaan sembari menjaga kualitas produk.
Inovasi di bidang teknologi baterai juga menjadi perhatian untuk mengurangi ketergantungan pada komponen yang harganya fluktuatif.
Baca Juga:
Implikasi Jangka Panjang dan Masa Depan Pasar
Kontraksi beruntun di pasar smartphone ASEAN mengisyaratkan perlunya penyesuaian strategi dari semua pemain.
Konsolidasi industri mungkin terjadi seiring dengan semakin ketatnya persaingan dan tekanan margin.
Brand-brand dengan modal kuat cenderung lebih mampu bertahan dalam kondisi pasar yang menantang ini.
Infrastruktur pendukung seperti pusat data menjadi semakin krusial dalam mendukung transformasi digital yang bisa mendorong permintaan perangkat smartphone.
Pengembangan ekosistem digital yang terintegrasi dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan pasar di masa depan.
Meski menghadapi berbagai tantangan, pasar smartphone ASEAN tetap menarik bagi para produsen mengingat potensi penetrasi yang masih terbuka.
Inovasi produk dan strategi pricing yang tepat akan menentukan siapa yang mampu memimpin dalam persaingan yang semakin sengit.
Adaptasi terhadap preferensi konsumen lokal dan kebijakan pemerintah menjadi kunci sukses di kawasan yang beragam ini.



