Sabtu, 8 November 2025
Selular.ID -

Pengamat Soroti Program Kampung Internet 2025 yang Komdigi Gagasan

BACA JUGA

Selular.id – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus mempercepat implementasi Program Kampung Internet 2025 dengan melibatkan penyedia layanan internet (ISP) lokal di setiap daerah.

Program yang bertujuan memperluas akses internet hingga ke pelosok ini juga dirancang untuk membangun ekosistem digital berkelanjutan melalui kolaborasi strategis antara pemerintah, industri, dan masyarakat.

Hingga September 2025, Komdigi telah menyiapkan 1.194 titik akses internet yang diresmikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid.

Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menegaskan bahwa keberhasilan Kampung Internet tidak bisa dicapai jika hanya dikerjakan oleh pemerintah.

Dia menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak untuk memastikan program ini berjalan efektif, termasuk melibatkan penyedia jaringan telekomunikasi, penyedia jasa internet, dan tentunya masyarakat di lokasi pengembangan.

“Serta tentunya masyarakat dimana kampung internet itu dikembangkan,” kata Heru, Sabtu (8/11/2025).

Heru menambahkan, kolaborasi ini menjadi simbol penyediaan internet bukan sekadar program top-down, melainkan harus melibatkan masyarakat sejak awal agar muncul rasa kepemilikan bersama industri serta pemerintah.

Menurut Heru, langkah awal yang harus dilakukan adalah pemetaan wilayah yang layak dikembangkan menjadi Kampung Internet serta memastikan pemanfaatannya sesuai kebutuhan warga.

“Agar juga ada keberlanjutan dan rasa memiliki,” imbuhnya.

Dia menambahkan, kolaborasi juga perlu dipetakan lebih lanjut agar sesuai dengan karakteristik wilayah dan mitra yang potensial.

“Dalam Deklarasi di Bandung saat Hari Bakti Postel kan semua stakeholder akan berkolaborasi mempercepat akselerasi transformasi digital dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo. Nah, kampung internet bisa menjadi salah satu program kolaborasi tersebut,” kata Heru.

Pendekatan Berbasis Ekosistem Digital

Sementara itu, Pengamat Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai Kampung Internet sebaiknya dikembangkan dengan pendekatan berbasis ekosistem.

Menurutnya, istilah ‘ekosistem’ dalam dunia teknologi informasi menggambarkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak yang hidup dan berinteraksi dalam satu lingkungan.

“Intinya ada kolaborasi seluruh ‘penghuni’ tempat dan lingkungan tertentu,” kata Agung.

Dia menambahkan, pemberdayaan seluruh elemen yang ada di wilayah sasaran akan membuat program ini lebih efektif dan berkelanjutan.

Ekosistem di kampung yang dimaksud yakni pemerintah daerah, industri setempat, operator selular, hingga operator FTTH.

“Jika hal ini yang dimaksudkan oleh Komdigi, maka akan sangat membantu menggerakkan ekonomi setempat,” katanya.

Pendekatan ini sejalan dengan upaya pemerataan akses internet yang telah dilakukan berbagai pihak sebelumnya.

Mekanisme E-Katalog untuk ISP Lokal

Sebelumnya, Komdigi telah mengungkapkan pelaksanaan program Kampung Internet 2025 akan menggandeng penyedia layanan internet (Internet Service Provider/ISP) lokal di setiap daerah.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, yang menegaskan pembelanjaan proyek dilakukan melalui sistem e-katalog.

“Nanti belanjanya berdasarkan e-katalog ya. Jadi tentu pasti memanfaatkan penyelenggara yang ada di sekitarnya. Ya misalnya lokasi di Bali, penyelenggara Bali. Di situ ada beberapa, tergantung di e-katalognya,” kata Wayan.

Sistem e-katalog merupakan mekanisme belanja barang dan jasa pemerintah secara elektronik yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Melalui sistem ini, instansi pemerintah dapat memilih produk dan penyedia jasa yang telah terverifikasi, transparan, dan sesuai kebutuhan di daerah masing-masing.

Dengan begitu, pemerintah bisa memastikan pemerataan peluang bagi pelaku industri lokal sekaligus mempercepat implementasi program tanpa proses lelang yang panjang.

Pendekatan ini berbeda dengan kebijakan penetrasi internet di wilayah tertentu yang memerlukan pertimbangan khusus.

Wayan menjelaskan, program Kampung Internet merupakan bagian dari upaya Komdigi untuk mempercepat pemerataan akses internet pita lebar tetap (fixed broadband) hingga ke tingkat desa.

“Inilah peran Komdigi, bagaimana menghadirkan layanan-layanan infrastruktur sampai ke seluruh pelosok Tanah Air Indonesia,” katanya.

Dia menambahkan, infrastruktur digital yang dibangun diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.

Pemerintah juga menyiapkan stimulus untuk memperluas konektivitas internet ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Program Kampung Internet dimulai di Desa Kramat Gajah, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan pembangunan jaringan fiber optik sepanjang 196 kilometer.

Selain Sumatera Utara, provinsi lain yang akan mendapatkan titik Kampung Internet pada 2025 adalah Nusa Tenggara Barat (NTB), Lampung, Jawa Barat, dan Banten.

Pada 5 November 2025, Komdigi menambah 87 titik baru program Kampung Internet di Desa Sribit dan Tlogo Tirto, Sragen, Jawa Tengah.

Menteri Meutya Hafid mengatakan, 87 titik tersebut terdiri dari 8 fasilitas umum dan 79 titik yang akan memperkuat konektivitas digital di daerah.

Ekspansi program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempercepat transformasi digital hingga ke tingkat desa.

Kolaborasi multipihak yang diterapkan diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital yang mandiri dan berkelanjutan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemanfaatan teknologi digital.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU