Jumat, 28 November 2025
Selular.ID -

Banjir Sumut Lumpuhkan 495 BTS, Layanan 3 Operator Terganggu

BACA JUGA

Selular.id – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Utara menyebabkan gangguan layanan telekomunikasi dari tiga operator seluler besar di Indonesia.

Berdasarkan data Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), total 495 site BTS atau sekitar 5,15 persen dari 9.612 site di provinsi tersebut sempat mati akibat terdampak banjir.

PMT mencatat gangguan paling banyak terjadi di kawasan pesisir barat dan Kepulauan Nias, di mana persentase site padam mencapai lebih dari 20 persen di beberapa kabupaten/kota.

Banjir Sumatera Utara juga menyebabkan akses energi dan transportasi menuju sejumlah site terputus, memperparah kondisi jaringan telekomunikasi di daerah terdampak.

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid meminta operator seluler segera melakukan perbaikan pada instalasi Base Transceiver Station (BTS) yang terdampak bencana guna memulihkan layanan telekomunikasi di lapangan.

“Kami melalui website Komdigi sudah memberikan titik-titiknya, atas laporan dari operator seluler,” kata Meutya.

“Tapi kita minta operator seluler juga proaktif kepada penggunanya untuk selalu memberi tahu jika ada gangguan-gangguan. Mudah-mudahan cepat diperbaiki,” lanjutnya.

Dampak Berdasarkan Operator

Telkomsel menjadi operator dengan gangguan terbesar, yakni 336 site yang terdampak banjir di berbagai kabupaten/kota.

Site padam tersebar luas mulai dari Kepulauan Nias, Tapanuli, hingga Kota Medan.

Beberapa daerah seperti Gunungsitoli, Medan Polonia, dan sejumlah kecamatan di Nias mencatat persentase site padam antara 15–28 persen.

Indosat mencatat 79 site terdampak atau 0,77 persen dari total 10.174 site.

Gangguan terbanyak berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Pandan, Manduamas, hingga kawasan perbukitan seperti Marancar dan Muara Batang Toru.

Sejumlah kecamatan bahkan mengalami padam penuh hingga 100 persen dari total site yang ada.

XL Smart melaporkan gangguan 80 site atau sekitar 0,19 persen dari total 8.746 site di Sumatera Utara.

Site yang terdampak tersebar di lebih dari 25 kecamatan, terutama di wilayah Tapanuli dan Sibolga.

Beberapa kecamatan memiliki gangguan signifikan dengan proporsi site padam mencapai 30–60 persen.

Gangguan ini terjadi di tengah upaya XL Smart memperkuat jaringan di berbagai wilayah termasuk penambahan ratusan BTS baru.

Upaya Pemulihan dan Tantangan di Lapangan

PMT menyebut seluruh operator telah melakukan pemantauan alarm jaringan sejak Rabu (26/11) siang.

Tim teknis masing-masing operator diturunkan untuk menangani akses listrik, pengiriman genset portabel, serta memastikan jalur transportasi menuju site bisa kembali dibuka. Pemulihan dilakukan bertahap sesuai kondisi wilayah.

Daerah yang masih tergenang atau terisolasi menjadi tantangan utama bagi teknisi di lapangan.

“Tim operator sudah melakukan koordinasi dan pemulihan prioritas untuk menjaga layanan komunikasi masyarakat, terutama di lokasi-lokasi kritis,” demikian laporan PMT.

Upaya pemulihan ini sejalan dengan komitmen operator selular menjamin layanan internet stabil di berbagai kondisi.

Hingga Jumat (28/11/2025) pagi, sejumlah site di kota besar seperti Medan, Padang Sidempuan, dan Tapanuli Utara mulai kembali beroperasi.

PMT memastikan pemulihan jaringan dilakukan non-stop mengingat akses komunikasi menjadi kebutuhan dasar warga yang sedang terdampak bencana.

Upaya pemulihan dini dipantau oleh Kementerian Komdigi beserta Balai Monitor SFR Kelas I Medan dan Pemerintah Daerah, demi memastikan layanan telekomunikasi kembali pulih.

Daftar lengkap site BTS operator seluler yang terdampak bisa dilihat di situs Komdigi melalui link yang tersedia.

Pemulihan jaringan ini menjadi prioritas mengingat pentingnya komunikasi dalam situasi darurat, sekaligus mengantisipasi ancaman keamanan digital yang mungkin muncul selama masa pemulihan bencana.

Berdasarkan data agregat, banjir berdampak luas pada wilayah-wilayah di Sumatera Utara dengan intensitas berbeda-beda.

Para operator terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mempercepat normalisasi layanan telekomunikasi, mengingat fungsi vital komunikasi dalam penanganan bencana dan pemulihan pasca-banjir.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU