Jumat, 17 Oktober 2025
Selular.ID -

Tesla Hadapi Gugatan Baru dari Produser Blade Runner 2049

BACA JUGA

Selular.id – Tesla kembali menghadapi tantangan hukum. Perusahaan otomotif listrik milik Elon Musk itu digugat oleh Andrew Kosove dan Broderick Johnson, produser film Blade Runner 2049, melalui perusahaan produksi mereka, Alcon Entertainment.

Gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri California, Amerika Serikat, dengan tuduhan pelanggaran merek dagang terkait penggunaan nama “Cybertruck” untuk produk pickup listrik Tesla.

Dalam dokumen gugatan yang diperoleh Selular.id, Alcon Entertainment mengklaim telah menggunakan merek “Cybertruck” untuk proyek film dan televisi sejak tahun 2009.

Perusahaan menyatakan Tesla mengetahui keberadaan merek tersebut namun tetap melanjutkan penggunaan nama yang sama untuk kendaraannya tanpa izin.

Para produser menuntut ganti rugi dan permintaan agar Tesla menghentikan penggunaan nama “Cybertruck”.

Ini bukan pertama kalinya Tesla berurusan dengan masalah hukum terkait penamaan produk.

Perusahaan yang dipimpin Elon Musk ini memiliki sejarah panjang dalam menghadapi berbagai gugatan, mulai dari masalah tenaga kerja hingga klaim intelektual.

Gugatan terbaru ini menambah daftar panjang persoalan hukum yang harus dihadapi produsen mobil listrik tersebut.

6f5bd8e3-4133-4862-b4e0-ffe4e4c5

Andrew Kosove dan Broderick Johnson, melalui Alcon Entertainment, telah mendaftarkan merek “Cybertruck” untuk berbagai kategori produk dan layanan hiburan.

Mereka berargumen bahwa penggunaan nama yang sama oleh Tesla dapat menimbulkan kebingungan di kalangan konsumen dan merugikan nilai merek yang telah mereka bangun selama lebih dari satu dekade.

Para produser tersebut dikenal melalui karya-karya film sukses seperti Blade Runner 2049 dan The Blind Side.

Mereka mengembangkan proyek Cybertruck sebagai bagian dari waralaba fiksi ilmiah yang sedang dalam pengembangan.

Dalam gugatannya, mereka menyebutkan telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk mengembangkan properti intelektual Cybertruck.

Tesla pertama kali memperkenalkan Cybertruck pada November 2019 dalam sebuah acara peluncuran yang penuh kontroversi.

Demonstrasi kaca anti pecah yang justru pecah saat diuji menjadi momen viral yang banyak diperbincangkan.

Meskipun demikian, kendaraan dengan desain angular dan futuristik ini berhasil menarik perhatian dunia otomotif.

Sejak peluncurannya, Tesla Cybertruck telah menerima lebih dari 1,5 juta pemesanan dari berbagai belahan dunia.

Kendaraan ini menjadi simbol inovasi Tesla dalam mengembangkan kendaraan listrik dengan desain yang tidak konvensional.

Produksi massal Cybertruck sendiri baru dimulai pada tahun 2023 setelah beberapa kali penundaan.

8dde37aa-ef04-4815-869a-d74f59d9

Sejarah Konflik Hukum Tesla

Tesla memiliki catatan panjang dalam menghadapi berbagai gugatan hukum. Pada tahun 2022, perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 200 karyawan di divisi AI Autopilot.

Elon Musk saat itu menyatakan langkah tersebut diperlukan karena kelebihan staf di beberapa departemen.

Pemutusan hubungan kerja itu sendiri memicu berbagai respons dari kalangan pengamat industri.

Twitter, platform media sosial yang juga dimiliki Elon Musk, pernah membayar ganti rugi sebesar 150 juta dolar AS untuk menyelesaikan gugatan privasi data.

Kasus tersebut berkaitan dengan penggunaan informasi pengguna untuk tujuan iklan tanpa persetujuan yang tepat.

Penyelesaian gugatan ini menunjukkan kompleksitas tantangan hukum yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang dikelola Musk.

Dalam kasus yang melibatkan Alcon Entertainment, para produser mengklaim telah mengirim pemberitahuan kepada Tesla mengenai pelanggaran merek dagang sebelum mengajukan gugatan.

Mereka menyatakan upaya penyelesaian di luar pengadilan tidak membuahkan hasil, sehingga memaksa mereka untuk mengambil langkah hukum formal.

dbc65762-eb5a-4df4-ac6b-8905e5a2

Implikasi bagi Industri Otomotif dan Hiburan

Gugatan ini dapat membawa implikasi signifikan bagi hubungan antara industri otomotif dan hiburan.

Banyak produsen kendaraan yang terinspirasi oleh konsep kendaraan futuristik dari film fiksi ilmiah, namun kasus ini menguji batas antara inspirasi dan pelanggaran hak kekayaan intelektual.

Industri otomotif modern semakin sering beririsan dengan dunia hiburan, terutama dalam hal penamaan dan desain kendaraan.

Banyak konsep kendaraan masa depan yang terinspirasi oleh visi fiksi ilmiah, menciptakan area abu-abu dalam hal hak kekayaan intelektual.

Elon Musk sendiri dikenal sebagai penggemar berat fiksi ilmiah. Ia pernah mengungkapkan keinginan untuk membeli OpenAI bersama Mark Zuckerberg dengan nilai mencapai Rp1.500 triliun, menunjukkan ketertarikannya yang mendalam pada teknologi masa depan dan visi fiksi ilmiah.

Ketertarikan ini tercermin dalam berbagai produk Tesla yang sering kali terinspirasi oleh konsep futuristik.

Pengadilan Negeri California kini memiliki tugas untuk memutuskan apakah penggunaan nama “Cybertruck” oleh Tesla memang melanggar hak merek dagang Alcon Entertainment.

Putusan dalam kasus ini dapat menjadi preseden penting bagi kasus serupa di masa depan, terutama yang melibatkan nama produk yang terinspirasi oleh konten hiburan.

Para pengamat hukum memperkirakan proses persidangan akan memakan waktu beberapa bulan, mengingat kompleksitas kasus dan signifikansi kedua belah pihak.

Tesla dikenal sebagai perusahaan yang gigih dalam mempertahankan hak-hak intelektualnya, sementara Alcon Entertainment memiliki kepentingan besar dalam melindungi properti intelektual yang telah mereka kembangkan.

Perkembangan kasus ini akan terus dipantau oleh berbagai kalangan, mulai dari industri otomotif, hiburan, hingga komunitas hukum.

Hasil akhir dari gugatan ini tidak hanya akan mempengaruhi masa depan nama Cybertruck, tetapi juga dapat mengubah cara perusahaan teknologi dan otomotif dalam memilih nama untuk produk-produk inovatif mereka di masa depan.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU