Selular.id – Peneliti keamanan menemukan fakta mengejutkan bahwa hampir separuh satelit geostasioner di orbit Bumi membawa data sensitif tanpa enkripsi, membuka celah bagi penyadapan informasi konsumen, korporat, hingga militer. Penelitian selama tiga tahun oleh tim dari UC San Diego dan University of Maryland mengungkap kerentanan sistem komunikasi satelit yang selama ini dianggap aman.
Para peneliti hanya mengeluarkan biaya $800 untuk membeli penerima satelit komersial dan mengarahkannya ke langit selama periode 2019-2022. Hasilnya, mereka menemukan aliran data tidak terenkripsi yang mengalir bebas dari dan menuju satelit, mencakup panggilan suara pribadi, pesan teks, hingga traffic internet dari layanan Wi-Fi pesawat terbang. Data yang terbuka ini juga mencakup komunikasi antara sistem infrastruktur kritis seperti penyedia energi dan air dengan platform minyak dan gas lepas pantai.
Menurut laporan Wired yang pertama kali mempublikasikan temuan ini, para peneliti telah menghabiskan satu tahun terakhir untuk mengingatkan organisasi yang terdampak. Beberapa operator seperti jaringan T-Mobile dan AT&T di Mexico langsung merespons dengan menerapkan enkripsi data mereka. Namun, tidak semua pihak melakukan perbaikan serupa, termasuk beberapa penyedia infrastruktur kritis.
Riset Tiga Tahun dengan Peralatan Sederhana
Yang membuat temuan ini semakin mengkhawatirkan adalah kesederhanaan metode yang digunakan peneliti. Dengan peralatan penerima satelit yang tersedia secara komersial, mereka mampu menyadap berbagai jenis komunikasi penting. Penelitian ini menunjukkan bahwa keamanan sistem satelit selama ini mungkin terlalu dianggap remeh oleh banyak organisasi.
Data yang berhasil disadap mencakup komunikasi pribadi antarindividu melalui telepon dan pesan teks, serta data konsumen dari layanan internet dalam penerbangan. Bahkan komunikasi antara infrastruktur vital seperti perusahaan energi dan platform minyak lepas pantai juga terbaca dengan jelas tanpa perlindungan enkripsi.
Baca Juga:
Respons Cepat Beberapa Operator
Setelah menerima peringatan dari para peneliti, beberapa operator telekomunikasi langsung mengambil tindakan. T-Mobile dan jaringan AT&T di Mexico termasuk yang paling cepat merespons dengan mulai mengenkripsi data mereka untuk mencegah penyadapan di masa depan. Langkah ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya keamanan data dalam era digital yang semakin kompleks.
Namun, tidak semua organisasi menunjukkan respons yang sama cepatnya. Beberapa penyedia infrastruktur kritis masih belum melakukan perbaikan sistem keamanan mereka. Padahal, seperti yang terjadi dalam kasus peretasan HBO, kelambanan dalam memperbaiki kerentanan keamanan bisa berakibat fatal.
Para peneliti memperingatkan bahwa tanpa tindakan segera dari semua pihak yang terkait, data satelit dalam jumlah besar akan tetap terbuka untuk disadap selama bertahun-tahun mendatang. Situasi ini mengingatkan pada krisis keamanan teknologi yang sering kali muncul akibat kelalaian dalam menerapkan standar keamanan dasar.
Keamanan komunikasi satelit menjadi semakin krusial mengingat ketergantungan global pada teknologi ini. Dari komunikasi militer hingga transaksi finansial, satelit memainkan peran vital dalam infrastruktur digital modern. Temuan ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pemangku kepentingan untuk lebih serius memperhatikan aspek keamanan dalam sistem komunikasi berbasis satelit.
Perkembangan teknologi keamanan satelit sendiri terus mengalami kemajuan, seperti yang ditawarkan oleh penyedia solusi keamanan satelit terkemuka. Namun, implementasi teknologi keamanan yang memadai masih perlu ditingkatkan secara menyeluruh di berbagai sektor.
Para peneliti menekankan bahwa meskipun beberapa organisasi telah melakukan perbaikan, masih banyak data sensitif yang tetap rentan terhadap penyadapan. Mereka memperkirakan bahwa butuh waktu bertahun-tahun sebelum semua sistem satelit dapat sepenuhnya terlindungi dengan enkripsi yang memadai.
Industri telekomunikasi dan teknologi perlu belajar dari temuan ini untuk memperkuat sistem keamanan mereka. Standar enkripsi yang ketat dan audit keamanan berkala harus menjadi prioritas utama, terutama untuk sistem yang menangani data sensitif konsumen dan infrastruktur vital negara.