Selular.id – OpenAI, pengembang chatbot AI ChatGPT, resmi menjadi perusahaan swasta paling bernilai di dunia.
Perusahaan yang dipimpin Sam Altman ini berhasil menggeser posisi SpaceX milik Elon Musk yang selama ini mendominasi daftar perusahaan non-publik dengan valuasi tertinggi.
Menurut data Crunchbase Unicorn Board per 6 Oktober 2025, valuasi OpenAI kini mencapai 500 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 8.300 triliun.
Valuasi merujuk pada nilai total sebuah perusahaan berdasarkan perkiraan berapa harga perusahaan itu jika dijual saat ini.
Dengan valuasi ditaksir mencapai 500 miliar dollar AS, OpenAI naik ke posisi teratas, menyalip SpaceX di urutan kedua dan raksasa media sosial asal Tiongkok ByteDance (induk TikTok) di posisi ketiga.
Lonjakan valuasi OpenAI terjadi usai perusahaan melakukan penjualan saham sekunder senilai 6,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 109,5 triliun.
Penjualan sekunder bukan berarti pendanaan baru dari investor, melainkan kesempatan bagi karyawan dan mantan karyawan untuk menjual sebagian saham yang mereka miliki kepada investor luar.
Tujuannya memberi mereka keuntungan langsung tanpa harus menunggu perusahaan melakukan IPO alias penawaran saham perdana di bursa saham.
Kesuksesan OpenAI tidak hanya ditopang oleh penjualan saham sekunder, tetapi juga oleh ekspansi produk dan kemitraan strategis yang terus dikembangkan.
Baru-baru ini, OpenAI memperluas lini produknya dengan Sora 2, model video generatif terbaru yang diklaim mampu menghasilkan video lebih realistis dengan pergerakan akurat, audio yang lebih sinkron, serta fitur interaktif seperti menyisipkan orang ke dalam video.
Selain itu, OpenAI juga meluncurkan aplikasi sosial “Sora” yang mirip TikTok, namun seluruh kontennya dibuat oleh AI.
Langkah ini menunjukkan ambisi perusahaan untuk tidak hanya mendominasi pasar AI, tetapi juga merambah industri media sosial dan hiburan digital.
Baca Juga:
Kemitraan Strategis dan Investasi Besar-besaran
OpenAI dilaporkan berencana mengucurkan 300 miliar dollar AS (sekitar Rp 4.977 triliun) dalam lima tahun untuk pembangunan infrastruktur cloud dari Oracle.
Mereka juga menjalin kerja sama strategis dengan pabrikan chip Nvidia, dan perusahaan ini kabarnya akan berinvestasi hingga 100 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.659 triliun) di OpenAI.
Selanjutnya, OpenAI akan menggandeng pabrikan memori SK Hynix untuk meningkatkan suplai chip memori.
Kemitraan strategis ini menunjukkan bagaimana OpenAI membangun ekosistem yang solid untuk mendukung perkembangan teknologi AI di masa depan.
Pendekatan serupa juga pernah dilakukan oleh perusahaan teknologi lain seperti Alibaba yang melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional.
SpaceX di Posisi Kedua dengan Inovasi Roket Reusable
Valuasi SpaceX saat ini mencapai 400 miliar dollar AS (sekitar Rp 6.636 triliun), menurut data Crunchbase.
Didirikan oleh Elon Musk pada 2002, SpaceX dikenal sebagai pionir roket yang bisa digunakan kembali, lewat seri Falcon 9 dan Starship.
Jika sebagian besar roket dirancang untuk terbakar pada saat masuk kembali ke Bumi, tidak untuk roket SpaceX.
Roket dirancang untuk tahan bakar dan mampu mendarat kembali di Bumi, sehingga roket bisa melakukan peluncuran kembali.
Inovasi ini disebut dapat mengurangi biaya perjalanan ke ruang angkasa hingga seratus kali lipat.
Keduanya menjadi fondasi rencana ambisius Musk untuk mengirim manusia ke Mars.
Selain roket, SpaceX juga punya divisi Starlink. Ini merupakan layanan internet berbasis satelit yang kini beroperasi di lebih dari 70 negara, termasuk Indonesia.
Karena mengandalkan satelit, Starlink bisa menjangkau daerah terpencil yang sulit dijangkau jaringan fiber optik (internet kabel).
ByteDance Bertahan di Tengah Tekanan Regulasi
Valuasi ByteDance kini mencapai 220 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.650 triliun).
Meski kerap menghadapi tekanan regulasi di Amerika Serikat dan Eropa, ByteDance tetap menjadi pemain utama di sektor media sosial dan hiburan digital.
Ketahanan ByteDance dalam menghadapi tantangan regulasi global mengingatkan pada perusahaan teknologi Infosys yang juga mampu bertahan di tengah gejolak politik dan ekonomi global.
Dominasi perusahaan teknologi dalam daftar perusahaan swasta terkaya dunia menunjukkan bagaimana sektor ini terus menjadi penggerak utama inovasi dan pertumbuhan ekonomi global.
Pergeseran posisi dari SpaceX ke OpenAI juga mencerminkan bagaimana teknologi AI mulai mengambil alih posisi strategis dalam lanskap teknologi global.
Perkembangan ini sejalan dengan tren di Asia, di mana perusahaan seperti Alibaba terus beradaptasi dengan perubahan pasar melalui kepemimpinan baru dan strategi bisnis yang inovatif.
Pergantian kepemimpinan di perusahaan teknologi besar seringkali menjadi momen penting untuk melakukan transformasi dan menyesuaikan diri dengan tren terbaru.
Dengan valuasi yang terus meningkat dan rencana ekspansi yang ambisius, OpenAI diprediksi akan terus memimpin inovasi di bidang kecerdasan buatan.
Sementara SpaceX dengan teknologi roket reusable-nya tetap menjadi pemain kunci dalam industri antariksa.
Persaingan ketat antara kedua perusahaan ini menunjukkan bagaimana teknologi terus mendorong batas-batas baru dalam berbagai bidang, dari AI hingga eksplorasi ruang angkasa.