Selular.id – OpenAI sedang mempersiapkan ChatGPT untuk berevolusi menjadi platform atau semacam sistem operasi, bukan sekadar chatbot AI, dalam beberapa tahun ke depan.
Visi ambisius ini disampaikan oleh Nick Turley, eksekutif OpenAI untuk ChatGPT, yang mengungkapkan bahwa platform tersebut akan berkembang menjadi tempat pengguna dapat menulis, bekerja, hingga menggunakan layanan digital secara langsung.
Turley menjelaskan bahwa evolusi ChatGPT menuju sistem operasi berbasis AI merupakan tujuan jangka panjang perusahaan.
“Evolusi yang coba kami lakukan selama beberapa tahun ke depan adalah menjadikan ChatGPT menjadi seperti sistem operasi, tempat Anda bisa menulis, coding, atau berinteraksi dengan barang dan jasa, semua melalui aplikasi,” ujar Turley seperti dikutip dari TechCrunch.
Menurut eksekutif OpenAI tersebut, ChatGPT saat ini masih berada pada tahap awal perkembangan, mirip dengan era baris perintah dalam sejarah sistem operasi komputer.
Namun, arah pengembangannya sudah jelas: dari chatbot konvensional menuju platform komprehensif yang mampu menangani berbagai kebutuhan digital pengguna.
Langkah Konkret Menuju Platform Terintegrasi
Sebagai langkah menuju visi tersebut, OpenAI telah memperkenalkan dua pembaruan besar dalam konferensi pengembang yang digelar awal Oktober lalu.
Pembaruan ini memungkinkan pihak ketiga membangun aplikasi yang sepenuhnya interaktif dan terintegrasi di dalam chatbot.
Dengan fitur baru ini, pengguna dapat melakukan berbagai aktivitas seperti memesan tiket pesawat melalui aplikasi Expedia hingga membuat desain di Canva tanpa perlu keluar dari platform ChatGPT.
Dukungan AgenKit pada ChatGPT juga memungkinkan pengembang merancang workload yang melibatkan proses bernalar, pengambilan data, hingga tindakan otomatis.
“Kami akan membuka ChatGPT bagi para pengembang untuk membangun aplikasi nyata di dalam ChatGPT,” tegas pendiri dan CEO OpenAI, Sam Altman dalam pembukaan konferensi pengembang.
Dalam praktiknya, ChatGPT akan terhubung ke aplikasi pihak ketiga melalui App SDK baru OpenAI yang menangani autentikasi, izin, dan komunikasi antar-aplikasi.
Misalnya, ketika pengguna bertanya “Carikan saya apartemen dua kamar dan memiliki halaman di Portland,” ChatGPT akan mengirimkan permintaan itu ke platform real estate Zillow, menarik daftar apartemen yang sesuai, dan memastikan respons yang relevan untuk pengguna.
Baca Juga:
Strategi Bertahan di Pasar yang Kompetitif
Bagi OpenAI, dukungan aplikasi pihak ketiga ini menjadi strategi penting untuk mempertahankan pengguna ChatGPT agar tidak beralih ke chatbot pesaing seperti Anthropic, Google, atau Meta.
Dengan menciptakan ekosistem yang komprehensif, pengguna akan memiliki lebih banyak alasan untuk tetap menggunakan platform ChatGPT dalam aktivitas digital sehari-hari.
“Sejak Dev Day pertama, kami telah berupaya membuka ChatGPT bagi para pengembang, dan mencoba hal-hal seperti GPT serta mengadopsi standar seperti MCP (Model Context Protocol),” kata Altman mengenai komitmen perusahaan dalam membangun ekosistem yang terbuka.
Sementara bagi pengembang, kolaborasi dengan OpenAI memberikan akses distribusi ke lebih dari 200 juta pengguna ChatGPT aktif, plus kesempatan untuk berbagi hasil dengan perusahaan.
Model bisnis ini mirip dengan app store konvensional namun dengan pendekatan yang lebih terintegrasi dengan kecerdasan buatan.
Inspirasi dari Browser Web
Turley mengaku terinspirasi dari perkembangan browser web yang dinilainya seperti jenis sistem operasi baru.
Menurutnya, peramban telah menjadi tempat utama bagi orang-orang bekerja dari komputer, terlepas dari aplikasi apa yang mereka gunakan.
“Berapa banyak dari kita yang benar-benar memakai aplikasi desktop? Anda mungkin menggunakan Excel atau PowerPoint, tetapi sebagian besar dari apa yang kita lakukan sebenarnya terjadi di browser melalui hal-hal seperti aplikasi,” jelas Turley.
Dari inspirasi itu, Turley menilai bahwa ChatGPT telah berevolusi dengan cara yang sama, menjadi sebuah platform yang dapat mengubah cara orang berinteraksi dengan software.
Namun dia menyadari bahwa konsep ambisius ini tidak bisa dibangun secara mandiri oleh OpenAI.
Karenanya, Turley memilih bermitra dengan perusahaan lain untuk mewujudkan ChatGPT sebagai sistem operasi masa depan.
Baca Juga:
Perkembangan ChatGPT menuju sistem operasi ini terjadi di tengah persaingan ketat di industri AI.
Beberapa negara bahkan telah mengambil sikap berbeda terhadap platform ini, seperti yang terjadi di beberapa wilayah dimana ChatGPT dilarang di negara ini karena berbagai pertimbangan regulasi.
Transformasi ChatGPT dari chatbot menjadi platform sistem operasi menandai babak baru dalam evolusi kecerdasan buatan.
Jika berhasil, OpenAI tidak hanya akan mengubah cara orang berinteraksi dengan AI, tetapi juga mendefinisikan ulang landscape teknologi digital di masa depan.