Selular.id – Operasi TikTok di Amerika Serikat akan segera dimiliki dan dikendalikan mayoritas oleh warga Amerika Serikat.
Kesepakatan pemisahan platform tersebut dari kepemilikan Tiongkok berhasil dicapai minggu ini, seperti diumumkan Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt.
Dalam struktur baru ini, warga AS akan memegang enam dari tujuh kursi dewan TikTok, dengan algoritma aplikasi video tersebut sepenuhnya dikendalikan dari dalam negeri.
Leavitt menyampaikan pengumuman penting ini dalam wawancaranya dengan Fox News pada Sabtu (20/9/2025).
Ia menegaskan bahwa kesepakatan final akan ditandatangani dalam hitungan hari ke depan.
Langkah ini menjadi titik terang setelah bulan-bulan panjang negosiasi dan tekanan dari pemerintah AS terkait kekhawatiran keamanan nasional.
Anggota dewan asal AS yang akan duduk nantinya disebutkan memiliki kredensial keamanan nasional dan keamanan siber yang mumpuni.
Sementara itu, satu kursi dewan yang tersisa akan diisi oleh perwakilan dari pemilik saat ini, ByteDance Ltd.
Namun, pejabat senior Gedung Putih menekankan bahwa anggota dewan dari ByteDance ini akan dikecualikan dari komite keamanan.
Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa keputusan-keputusan sensitif terkait keamanan sepenuhnya berada di tangan warga AS.
Kebijakan ini konsisten dengan upaya Amerika Serikat yang sebelumnya telah mengeluarkan berbagai jurus untuk membatasi pengaruh ByteDance.
Kerangka kesepakatan ini merupakan hasil pembicaraan awal minggu antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng yang berlangsung di Madrid.
Pertemuan tingkat tinggi tersebut berhasil menghasilkan kesepakatan prinsip untuk memisahkan operasi TikTok AS dari ByteDance, meskipun detail lengkap kerangka kerja tersebut belum dipublikasikan kepada masyarakat umum.
Perkembangan terbaru ini terjadi di tengah tenggat waktu yang diberikan Presiden Donald Trump.
Trump memperpanjang batas waktu divestasi TikTok hingga 16 Desember 2025, memberikan kelonggaran dari deadline sebelumnya.
Keputusan presiden ini memberikan ruang bagi penyelesaian negosiasi yang rumit antara kedua negara adidaya tersebut.
Langkah pemerintah AS ini bukanlah hal yang mendadak. Kongres sebelumnya telah mengesahkan undang-undang bipartisan yang mewajibkan ByteDance melepas TikTok pada Januari 2025.
Tekanan terhadap TikTok telah berlangsung selama bertahun-tahun, dengan kekhawatiran utama mengenai potensi akses pemerintah Tiongkok terhadap data pengguna AS dan pengaruhnya terhadap opini publik.
Kekhawatiran ini turut mendorong beberapa sekutu AS seperti Australia untuk mengambil langkah serupa dalam membatasi platform tersebut.
Baca Juga:
Struktur kepemilikan baru ini menandai babak baru dalam saga panjang TikTok di Amerika Serikat.
Dengan mayoritas kursi dewan dipegang warga AS, kontrol operasional dan strategis platform akan bergeser signifikan.
Yang paling krusial, kontrol atas algoritma rekomendasi konten—jantung dari pengalaman pengguna TikTok—akan sepenuhnya berada di bawah kendali entitas AS.
Perubahan governance model TikTok ini diperkirakan akan memiliki implikasi luas, tidak hanya bagi pengguna di AS tetapi juga bagi lanskap media sosial global.
Kebijakan konten, perlindungan data pengguna, dan bahkan arah pengembangan fitur platform bisa mengalami perubahan di bawah kepemimpinan baru yang didominasi AS.
Perkembangan ini juga menarik diamati mengingat beberapa negara lain telah mengambil langkah pembatasan terhadap TikTok.
Dengan kesepakatan yang hampir final ini, masa depan TikTok di Amerika Serikat tampaknya akan menemukan bentuk barunya.
Transisi kepemilikan dan kontrol ini akan menjadi proses kompleks yang perlu diawasi ketat, baik dari aspek bisnis maupun regulasi.
Para pengamat memperkirakan implementasi penuh struktur baru ini akan memakan waktu beberapa bulan ke depan setelah penandatanganan kesepakatan final.