Selular.id – Sejumlah infrastruktur telekomunikasi vital yang rusak selama aksi demonstrasi pekan lalu telah berhasil dipulihkan. Fiber optik yang terbakar telah diganti, dan layanan telekomunikasi kembali normal per Selasa (2/9/2025).
Meski demikian, total kerugian material masih dalam proses penghitungan. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Jerry Mangasas Swandy mengonfirmasi bahwa kerusakan infrastruktur terjadi di beberapa daerah yang menjadi lokasi demonstrasi.
Menurutnya, serat optik yang terbakar menyebabkan penurunan kualitas layanan telekomunikasi bagi pelanggan. Namun, pemulihan telah dilakukan dengan cepat berkat stok kabel yang tersedia.
“Secara konsep, kabel serat optik di udara itu terbakar, dan biasanya kalau rusak bisa kami tarik baru. Jadi ada stok kabel sekitar 25 meter untuk disambung lagi. Tetapi standar layanannya mungkin terganggu beberapa jam karena ada aktivitas sambung ulang,” jelas Jerry kepada Bisnis.
Jerry menambahkan bahwa infrastruktur telekomunikasi di wilayah-wilayah terdampak demo, seperti Bandung, Medan, dan Makassar, telah kembali beroperasi normal. Apjatel sendiri belum memiliki data detail mengenai besaran kerugian yang dialami para pelaku usaha telekomunikasi.
“Kami belum mencatat. Ada serat optik terbakar, tetapi mereka tidak fokus membakar kabel. Namanya massa jadi tidak dapat dikontrol. Secara keseluruhan hari ini di 12 kantor wilayah kami, umumnya sudah bisa lagi layanan internet,” ucap Jerry.
Baca Juga:
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan akan melakukan koordinasi lanjutan dengan kementerian dan lembaga terkait pascakerusakan sejumlah fasilitas infrastruktur selama demonstrasi. AHY berjanji menginstruksikan stakeholder terkait agar proses penanganan dapat segera dijalankan.
“Terkait dengan sejumlah kerusakan infrastruktur, saya tentu akan secara khusus menyampaikan kepada Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perhubungan khususnya terdapat sejumlah infrastruktur dasar, infrastruktur transportasi ada yang rusak akibat pengerusakan atau pembakaran,” kata AHY dalam konferensi pers di Cikeas, Minggu (31/8/2025) malam.
Diketahui, selain infrastruktur telekomunikasi, sejumlah sarana infrastruktur lain juga mengalami kerusakan, termasuk 7 Gerbang Tol (GT) Dalam Kota yang dibakar dalam aksi demonstrasi pada Jumat (29/8/2025) malam. Ruas tol tersebut berada di bawah konsesi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR).
AHY berharap proses revitalisasi infrastruktur yang rusak dapat berjalan lancar. Meski tidak merinci potensi kerugian dari insiden pembakaran gerbang tol, ia optimistis perbaikan dapat dilakukan dengan cepat. “Mudah-mudahan bisa segera ditanggulangi, diperbaiki dan direhabilitasi sehingga bisa berfungsi seperti sediakala,” ujarnya.
Pemulihan infrastruktur telekomunikasi pascabencana atau kerusakan massal bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, operator juga telah menunjukkan respons cepat dalam situasi darurat, seperti yang terjadi pada layanan telekomunikasi gratis bagi korban erupsi Gunung Lewotobi yang diberikan Indosat.
Selain itu, upaya pemulihan infrastruktur juga menjadi perhatian besar dalam industri, mengingat tingginya ketergantungan masyarakat terhadap konektivitas. Seperti yang terjadi pada pemulihan kabel laut SMPCS 2 di Laut Arafuru oleh Telkom, yang menunjukkan komitmen operator dalam menjaga stabilitas jaringan.
Meski demikian, tantangan industri telekomunikasi tidak hanya terletak pada pemulihan pascakerusakan, tetapi juga pada sustainabilitas investasi jaringan. Sejumlah vendor global, seperti Samsung yang mengalami dinamika dalam bisnis jaringan telekomunikasi, serta Ericsson yang mengeluhkan rendahnya belanja operator untuk membangun jaringan 5G, turut mempengaruhi lanskap industri.
Di sisi regulator, upaya pemulihan industri telekomunikasi juga menjadi perhatian. Meski sejumlah program telah diumumkan, implementasinya masih dinanti, sebagaimana tercermin dalam evaluasi terhadap program Menkominfo Budi Arie yang masih sebatas wacana.
Dengan pulihnya infrastruktur telekomunikasi pascademonstrasi, diharapkan layanan komunikasi dan internet dapat kembali stabil tanpa gangguan signifikan. Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, operator, dan stakeholder terkait akan semakin krusial untuk mengantisipasi dan menangani dampak kerusakan infrastruktur pada situasi serupa.