Selular.id – Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) bersama BBC Media Action menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Menggagas Peta Jalan Mengatasi Mis-/Disinformasi di Indonesia” di Jakarta, Rabu (14/8). Forum ini dihadiri perwakilan pemerintah, platform digital, media, akademisi, hingga mitra internasional seperti ASEAN dan UK Foreign, Commonwealth & Development Office (FCDO).
Ketua Umum MASTEL, Sarwoto Atmosutarno, menekankan urgensi penanganan misinformasi yang mengancam kohesi sosial dan kedaulatan informasi. “Kita menghadapi tantangan serius: derasnya arus misinformasi, disinformasi, bahkan manipulasi informasi asing yang sistematis,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.
Data Kementerian Kominfo mencatat lebih dari 11.000 kasus disinformasi di Indonesia sepanjang 2023, dengan isu dominan politik, kesehatan, dan SARA. Survei Mafindo menyebut WhatsApp, Facebook, dan TikTok sebagai saluran utama penyebaran. Indonesia juga rentan terhadap Foreign Information Manipulation and Interference (FIMI) yang memanfaatkan literasi digital rendah dan polarisasi politik.
Tiga Tujuan Utama FGD
FGD ini bertujuan untuk:
- Mengidentifikasi tantangan utama dalam penanganan mis/disinformasi
- Menghimpun masukan untuk Peta Jalan Nasional yang komprehensif
- Memperkuat kolaborasi lintas sektor guna meningkatkan ketahanan informasi
Sarwoto menambahkan, hasil diskusi akan menjadi dasar policy paper untuk pemerintah dan ASEAN. “Kita perlu kebijakan yang presisi, adaptif, dan kontekstual, bukan hanya reaktif,” tegasnya.
Baca Juga:
Kolaborasi Lintas Sektor
FGD ini merupakan bagian dari Program Public Interest Media and Healthy Information Environments (PIMHIE) yang dijalankan MASTEL dengan dukungan BBC Media Action. Forum tidak hanya menghadirkan narasumber multisektor, tetapi juga memfasilitasi pertukaran pengalaman internasional, termasuk pemanfaatan AI secara etis untuk memerangi disinformasi.
Seperti diungkap dalam upaya Kominfo memberantas konten negatif, tantangan penanganan misinformasi membutuhkan sinergi berbagai pihak. Platform seperti Facebook dan Wikipedia telah menunjukkan komitmen serupa dalam memerangi informasi palsu di tingkat global.
Hasil FGD ini diharapkan dapat menjadi landasan kebijakan yang lebih sistematis dalam menciptakan ekosistem informasi yang sehat di Indonesia, terutama menyongsong tantangan digital di masa depan.