Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Studi: Kecanduan TikTok dan Reels Bikin Orang Lebih Impulsif

BACA JUGA

Selular.id – Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa kebiasaan menonton video pendek di platform seperti TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Shorts secara berlebihan dapat membuat seseorang lebih impulsif dalam mengambil keputusan. Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari Tianjin Normal University, China, dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah NeuroImage.

Penelitian yang berjudul “Loss aversion and evidence accumulation in short-video addiction: A behavioral and neuroimaging investigation” menemukan bahwa pengguna yang kecanduan video pendek cenderung kurang sensitif terhadap potensi kerugian dan lebih sering mengambil keputusan cepat tanpa pertimbangan matang. “Orang dengan tingkat kecanduan tinggi menjadi kurang peka terhadap kerugian dan lebih impulsif,” jelas Qiang Wang, profesor psikologi sekaligus penulis utama studi tersebut.

Studi ini melibatkan 36 mahasiswa berusia 18–24 tahun. Para peserta mengisi kuesioner untuk mengukur gejala kecanduan video pendek, lalu menjalani pemindaian otak dengan fMRI (functional magnetic resonance imaging) saat bermain simulasi tebak-tebakan untung-rugi. Hasilnya menunjukkan bahwa pengguna yang sering menonton video pendek lebih berani mengambil risiko dan kurang peduli terhadap kerugian.

Menurut Wang, bagian otak bernama precuneus—yang berperan dalam refleksi diri dan kontrol kognitif—menunjukkan aktivitas lebih rendah pada pengguna kecanduan. Sebaliknya, area otak terkait kontrol motorik dan sensorik justru lebih aktif, mengindikasikan kecenderungan mengambil keputusan cepat dengan pertimbangan minimal. “Desain video pendek yang memberikan imbalan instan dapat mengubah pola pengambilan keputusan otak,” tambahnya.

Penelitian ini juga menemukan kemiripan antara kecanduan video pendek dengan kecanduan judi atau alkohol, yang sama-sama ditandai dengan rendahnya kepekaan terhadap risiko dan fokus berlebihan pada imbalan instan. Seperti halnya judi online, kebiasaan ini perlu dikendalikan agar tidak berdampak buruk pada kesehatan mental.

Meski demikian, studi ini belum bisa membuktikan hubungan sebab-akibat secara mutlak. Bisa jadi orang yang memang impulsif lebih mudah kecanduan konten video pendek. Tim peneliti berencana mengembangkan model prediksi risiko kecanduan berdasarkan pemindaian otak dan mengeksplorasi intervensi untuk membantu pengguna yang terdampak.

Beberapa negara telah mengambil langkah untuk membatasi penggunaan TikTok, seperti membatasi akses bagi pengguna di bawah 17 tahun atau memberikan denda besar karena masalah privasi dan kecanduan. Temuan ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan dampak negatif penggunaan berlebihan platform video pendek.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU