Jatuh Bangun Morris Chang Membesarkan TSMC.
Kinerja solid yang dicapai oleh TSMC tak lepas dari tangan dingin Morris Chang yang jatuh bangun membesarkan perusahaan itu.
Menengok ke belakang, Morris Chang lahir pada 10 Juli 1931 di China selatan, tepatnya di Ningbo, provinsi Chekiang/ Zhejiang. Ia adalah pengusaha Taiwan-Amerika yang membangun karirnya di dua negara itu.
Chang yang pernah bergabung dengan Texas Instrument dan juga pernah menjabat sebagai Presiden General Instrument Corp, kemudian pindah ke Taiwan pada 1985 untuk mengepalai Institut Penelitian Teknologi Industri milik pemerintah.
Dua tahun kemudian, ia ditunjuk sebagai chairman TSMC, yang merupakan proyek komersial.
“Saya pikir Taiwan pada waktu itu merupakan tantangan yang baru bagi saya,” katanya kepada Forbes pada 2012.
Sekitar waktu inilah Chang muncul dengan inovasi baru yang akan merevolusi industri semikonduktor dan elektronik dunia.
Sebelum 1980-an, pemasok chip mengerjakan sendiri untuk segala hal mulai dari komputer hingga radio. Sebagian besar perusahaan menghabiskan banyak uang untuk merancang chip secara mandiri dan membuatnya di pabrik mereka sendiri.
Namun inisitiaf Chang berbeda. Idenya adalah TSMC menyediakan layanan pabrik khusus (juga disebut “pengecoran”) bagi perusahaan yang ingin melakukan outsourcing produksi.
Model ini telah memungkinkan pengusaha insinyur untuk memasuki lapangan dengan biaya yang jauh lebih rendah dan membantu memacu inovasi.
Pola outsourcing produksi ternyata diminati. Bahkan perusahaan besar seperti Apple terbilang puas dengan kerjasama yang dibangun dengan TSMC.
Di bawah Chang, bisnis TSMC pun akhirnya lepas landas. Ia mendaftarkan perusahaan di bursa efek Taiwan pada 1994 dan menjadi perusahaan Taiwan pertama yang diperdagangkan di Bursa Efek New York pada 1997.
Chang kemudian mengundurkan diri pada 2005 dan menyerahkan kendali kepada Rick Tsai (kini CEO Mediatek).
Tetapi hal-hal tidak berjalan sebaik yang diharapkan Chang. Malah banyak yang mandek, katanya kepada Forbes.
Pada saat krisis keuangan global melanda pada 2008, keadaan menjadi lebih buruk. Staf yang diberhentikan muncul di depan rumah Chang. Mereka mengeluhkan kondisi yang terjadi pasca penguduran diri pria tua itu.
Chang yang disegani banyak pihak, akhirnya mengejutkan investor dengan kembali ke posisinya sebagai CEO pada 2009. Padahal saat itu, usianya sudah terbilang sepuh, 78 tahun.
Namun kerja keras Chang terbayar. Saham TSMC mencapai level tertinggi sepanjang satu dekade pada 2012.
Setahun kemudian dia pensiun untuk kedua kalinya sebagai CEO tetapi tetap memegang perannya sebagai ketua.
Menilai TSMC telah kembali solid, pada 5 Juni 2018, Chang mengumumkan pengunduran diri sepenuhnya dari jabatan eksekutif. Ia mendorong C.C. Wei sebagai CEO dan Mark Liu sebagai ketua.
Baca Juga: Chip Google Tensor G5 Buatan TSMC Telah Selesai Tahap Produksi
Dengan segudang pretasi dan jasa yang ditorehkan untuk kemajuan Taiwan, Chang dianugerahi Order of Propitious Clouds, First Class pada September 2018 oleh pemerintah Taiwan.
Dengan fondasi yang terbilang kuat, kinerja TSMC terus meningkat. Baik dalam hal pendapatan, keuntungan, dan harga saham.
TSMC tetap menjadi salah satu perusahaan semikonduktor terbesar di dunia, memasok chip ke perusahaan seperti Qualcomm, Nvidia dan Apple.
Tengok saja kinerja TSMC sepanjang kuartal kedua 2022. Pendapatan 534,14 miliar dolar Taiwan ($18,16 miliar), naik 43,5% tahun-ke-tahun.
Itu mengalahkan rata-rata 524,02 miliar dolar Taiwan dari perkiraan analis yang disusun oleh Refinitiv.
Laba bersih mencapai 237,03 miliar dolar Taiwan, naik 76,4% tahun-ke-tahun dan di atas perkiraan. Angka itu adalah rekor kuartal dalam hal laba bersih untuk TSMC.
Lebih hampir 4 dekade setelah pendiriannya, TSMC masih memegang teguh visi awal yang dibangun oleh Morris Chang.
Yaitu menjauhi desain, manufaktur, atau pemasaran produk semikonduktor dengan nama mereknya sendiri, sehingga dapat menghindari persaingan dengan pelanggannya.
Meski demikian, Chang tak dapat menyembunyikan kekhawatirannya.
Dunia yang semakin memanas akibat perbedaan kepentingan politik dan ekonomi, menjadikan perdagangan bebas yang sebelumnya terbentuk, kini menjadi tersekat-sekat.
Membuat aktifitas perusahaan seperti TSMC tak lagi sepenuhnya indenpenden. Terbukti dengan dilarangnya TSMC berbisnis dengan Huawei dan perusahaan China lainnya, karena AS dan sekutunya, tak ingin China menjadi kekuatan teknologi dunia, terutama AI dan semikonduktor yang kini berkembang pesat.
Baca Juga: Panas Hubungan TSMC dengan Perancang Chip Sopgho Gegara Huawei