JAKARTA, SELULAR.ID – Memasuki tahun 2024, tren komunikasi digital semakin dipengaruhi oleh masifnya inovasi teknologi dan pengaruhnya terhadap komunikasi brand dengan pelanggan.
Berikut merupakan beberapa prediksi masa depan komunikasi digital pada tahun 2024 yang melansir Sendbird, platform komunikasi Application Programming Interface (API).
Seperti yang sudah diketahui, tahun 2023 menjadi momentum kebangkitan dalam ranah interaksi human-to-machine, dengan peluncuran ChatGPT oleh OpenAI yang mendapatkan sambutan luar biasa baik oleh masyarakat sedunia, termasuk di Indonesia.
Interaksi human-to-machine menjadi sangat cerdas dan personal, dengan tren penggunaan AI generatif, large language models (LLM), dan chatbot yang kian masif di kalangan pengguna.
TONTON JUGA:
Perkembangan ChatGPT yang semakin pesat, membuat teknologi mampu mengikuti cara berkomunikasi manusia dalam skala besar, dalam berbagai bahasa, secara instan. Kini, dunia sedang mengalami pergeseran paradigma teknologi digital terbesar sejak ledakan penemuan internet.
John S Kim, CEO dan Co-Founder Sendbird membagikan sejumlah prediksi dan tren di tahun 2024 untuk masa depan komunikasi digital.
Baca juga: Indonesia Tertinggal dari Malaysia di Sektor Digital, Potensinya Rp11.250 triliun
Prediksi dan tren tersebut antara lain:
1. Urgensi terhadap moderasi dan etika dalam komunikasi
Memasuki era matriks, kini menjadi semakin sulit untuk mengetahui apakah yang kita baca, dengar, lihat, dan rasakan itu nyata atau tidak.
Ketika berselancar di dunia maya, baik menelusuri LinkedIn, menonton YouTube, hingga membaca komentar-komentar pengguna media sosial, menjadi sulit untuk memastikan keaslian dan kenyataan konten-konten tersebut.
Dengan bantuan teknologi, kini membuat akun secara acak, melakukan trolling, menggunakan AI untuk menghasilkan pesan, gambar, atau video palsu, menggunakan bot untuk menciptakan bot baru–menjadi semakin mudah.
Ruang digital kita semakin terinvasi, yang membuat keamanan dan keasliannya semakin diragukan. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi AI generatif dan chatbot, peningkatan keamanan dan kontrol juga perlu dilakukan.
Identifikasi indikator-indikator dalam keamanan konten digital perlu dikembangkan, baik oleh pemerintah atau asosiasi terkait.
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) berkomitmen untuk memberikan peluang terhadap pemanfaat teknologi baru seperti AI, melalui pembuatan regulasi dan kebijakan penggunaan AI di Indonesia guna mendukung pemanfaatannya secara optimal.
Untuk itu, diperlukan dorongan dari semua pihak untuk memastikan moderasi dan etika dalam era komunikasi digital yang kian tak terbendung perkembangannya.
Kemenkominfo menambahkan, sejak adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat tentang perkembangan AI dan evolusinya, pemanfaatan AI harus dilakukan secara inklusif dan bertanggung jawab.
2. Pengalaman komunikasi asinkron yang berpusat pada pengguna
Baca juga: Guru Jadi Profesi yang Paling Banyak Gunakan Pinjol