Selular.ID – Kampanye hitam di era digital kian canggih. Terutama di saat-saat jelang pemilihan umum (Pemilu).
Meskipun banyak pihak yang telah memperingatkan adanya video dan gambar palsu menjelang pemilu tahun ini, para ahli mengatakan bahwa audio palsu adalah hal yang paling mengkhawatirkan mereka.
Baru-baru ini, pesan audio Presiden AS Joe Biden yang direkayasa dan mulai beredar pada akhir pekan.
Dalam pesan telepon tersebut, sebuah suara yang diedit agar terdengar seperti Biden mendesak para pemilih di New Hampshire untuk tidak memberikan suara mereka pada pemilihan pendahuluan Partai Demokrat pada hari Selasa.
“Simpan suara Anda untuk pemilu November,” pesan telepon itu berbunyi.
Mereka bahkan menggunakan salah satu frasa khas Biden: “Omong kosong.”
Kenyataannya, presiden tidak ikut serta dalam pemilu di New Hampshire, dan, memberikan suara pada pemilihan pendahuluan tidak menghalangi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu bulan November.
Banyak pihak yang memperingatkan bahwa generator video dan gambar baru yang didukung oleh kecerdasan buatan akan digunakan tahun ini untuk kepentingan politik.
Namun kini audio deepfake-lah yang membuat para ahli khawatir.
Mereka mudah diedit, murah untuk diproduksi, dan sangat sulit dilacak.
Komisi Pemilihan Umum Federal AS telah mengambil langkah-langkah kecil untuk mengatur deepfake politik, namun belum membatasi teknologi yang membantu menghasilkan deepfake.
Beberapa negara bagian telah mengusulkan undang-undang mereka sendiri untuk mengekang deepfake.
Sementara itu, alat pendeteksi deepfake masih dalam tahap awal dan masih belum meyakinkan.
Macam macam Deepfake
Deepfake adalah istilah yang merujuk pada teknik manipulasi video atau audio menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Dengan memanfaatkan teknologi deep learning, deepfake dapat menciptakan konten yang tampak atau terdengar seolah-olah dibuat oleh orang atau peristiwa tertentu, padahal sebenarnya tidak.
Berikut adalah beberapa macam-macam deepfake:
1. Video Deepfake
Menggunakan kecerdasan buatan untuk menyatukan atau menggantikan wajah dalam rekaman video dengan wajah orang lain.
Dapat digunakan untuk membuat video palsu yang tampak seolah-olah seseorang mengucapkan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan.
2. Audio Deepfake
Menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat rekaman suara palsu yang meniru suara seseorang.
Dapat digunakan untuk membuat pesan suara atau percakapan palsu.
3. Text-based Deepfake
Menggunakan kecerdasan buatan untuk menghasilkan teks atau tulisan yang tampaknya ditulis oleh seseorang.
Dapat digunakan untuk membuat artikel atau pesan yang membuat orang percaya bahwa itu berasal dari sumber yang sebenarnya tidak membuatnya.
4. Image Deepfake
Menggunakan kecerdasan buatan untuk memanipulasi atau menghasilkan gambar yang terlihat asli tetapi sebenarnya adalah rekayasa.
Dapat digunakan untuk mengganti latar belakang foto, merubah ciri-ciri fisik, atau membuat gambar palsu lainnya.
5. Face Swapping
Salah satu bentuk video deepfake yang khusus berfokus pada penggantian wajah, biasanya dengan mengganti wajah orang yang ada di video dengan wajah orang lain.
6. Synthetic Media
Mencakup berbagai jenis konten yang dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan, termasuk video, audio, dan gambar yang dibuat secara otomatis tanpa campur tangan manusia.
7. Gesture and Expression Transfer
Menggunakan kecerdasan buatan untuk mentransfer gerakan atau ekspresi dari satu subjek ke subjek lainnya dalam video.
Deepfake memiliki potensi untuk digunakan dengan cara positif, seperti dalam industri hiburan dan produksi film, tetapi juga memiliki risiko ketika digunakan untuk tujuan manipulatif atau merugikan.
Oleh karena itu, perlu kesadaran dan upaya untuk mengembangkan teknologi pengenalan deepfake dan melawan penggunaannya yang merugikan.