Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Ketidakpastian The Fed Akan Turunkan Suku Bunga, Rupiah Ditutup Menguat Jadi Rp15.623

BACA JUGA

Selular.ID – Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 19 point walaupun sebelumnya sempat menguat 25 point dilevel Rp15.623 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.643.

Pengamat Pasar Uang dan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan untuk perdagangan besok , mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp15.600 – Rp15.670.

Baca juga: Rupiah Ditutup Melemah 50 Point, BI Menahan Suku Bunga Acuan

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa ruang penurunan suku bunga acuan BI masih terbuka. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan moneter yang pro stabilitas dan sistem pembayaran yang pro growth.

Adapun, pada Rapat Dewan Gubernur Januari 2024, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 6 persen. Dengan mempertimbangkan volatilitas pasar keuangan global yang masih berlangsung.

“Ketidakpastian mengenai kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga telah membantu dolar pulih pada tahun ini setelah terpukul keras pada akhir tahun 2023 setelah sikap dovish The Fed pada pertemuan FOMC bulan Desember,” ujar Ibrahim.

Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga di bulan Maret telah berkurang menjadi peluang 62,2% dibandingkan perkiraan 76,9% di sesi sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME.

Penjualan ritel AS akan dirilis pada Rabu malam, dan akan diawasi dengan ketat untuk mengetahui indikasi bahwa belanja konsumen – pendorong utama pertumbuhan ekonomi – tetap tangguh dalam menghadapi kenaikan suku bunga.

Selain itu, inflasi harga konsumen Inggris naik untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada bulan Desember, meningkat menjadi 4,0% secara tahunan dari level terendah dalam lebih dari dua tahun sebesar 3,9% pada bulan November.

Hal ini mengakibatkan para pedagang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Bank of England dalam beberapa bulan mendatang, dengan inflasi yang terbukti lebih kaku dibandingkan perkiraan sebelumnya.

“Ada komentar hawkish dari sejumlah pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa mengenai perlunya menyelesaikan tugas mengendalikan inflasi,” kata Ibrahim.

Inflasi konsumen zona Euro diperkirakan akan terkonfirmasi pada sesi ini dengan kenaikan menjadi 2,9% pada bulan Desember, dari 2,4% pada bulan sebelumnya, membalikkan penurunan enam bulan berturut-turut.

Di Asia, Ekonomi Tiongkok tumbuh sedikit lebih rendah dari perkiraan pada kuartal keempat, dan hampir tidak melampaui perkiraan pemerintah sebesar 5% untuk pertumbuhan pada tahun 2023.

“Angka tersebut menunjukkan bahwa pemulihan pasca-COVID hanya memperoleh sedikit momentum selama setahun terakhir, dan memberikan dampak yang lumayan bagi Tiongkok pada tahun 2024,” tutup Ibrahim.

Baca juga: Rupiah Ditutup Melemah 37 Point, Menunggu Data The Fed dan AS

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU