Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Aliran Dana Asing ke IHSG Berpotensi Berlanjut, Berikut Rekomendasi 3 Saham untuk Trading

BACA JUGA

Selular.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan lalu Jumat, 19 Januari 2023 ditutup di level 7.227 atau turun 0,2% dalam seminggu dan saat ini IHSG sedang sedang membuat tren baru dengan konsolidasi dengan rentang support 7.180 dan resistance 7.280.

Adapun 2 top gainers pada 15-19 Januari 2024 lalu yakni IDX Basic yang naik 4,14% dalam seminggu terakhir yang disebabkan kenaikan saham TPIA sebagai kontributor terbesar terhadap sektor basic materials.

TPIA naik sebesar 22,19% dalam seminggu setelah penurunan yang signifikan dalam sebulan terakhir dan IDX Industrials dimana dalam sepekan terakhir naik sebesar 0,54% yang disebabkan kenaikan saham UNTR sebesar 0,73% dalam seminggu terakhir dan 10,31% dalam sebulan terakhir.

Baca juga: Inflow Asing Berpotensi Berlanjut, Inilah Rekomendasi Saham untuk Trading

Sementara itu 2 top losers pada minggu lalu yakni IDX Health yang melemah 3,16% selama seminggu disebabkan oleh pelemahan saham-saham farmasi setelah naik seiring dengan sentimen peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa pekan lalu dan saat ini saham-saham farmasi kembali turun seiring dengan penurunan kasus Covid-19 dan IDX Techno yang menurun sebesar 2,65% dalam sepekan terakhir disebabkan oleh penurunan saham GOTO yang turun sebesar 5,49% dalam seminggu seiring dengan aksi distribusi yang dilakukan oleh broker RF.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani berpendapat pada minggu lalu ada 3 sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG yakni suku bunga BI, persetujuan anggaran pemerintah AS untuk 2024 dan kenaikan US Treasury Yield yang kembali di atas 4%.

Terkait sentimen suku bunga BI, pada Rabu lalu BI melaksanakan RDG dan memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level yang sama yakni, 6%.

Hal ini konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

Sentimen kedua terkait persetujuan anggaran pemerintah AS untuk 2024, pada Jumat lalu pemerintah dan DPR AS menyetujui anggaran pemerintah AS untuk tahun 2024 yang mencegah terjadinya government shutdown.

Hal ini membuat ketiga indeks utama di bursa saham Wall Street kompak ditutup naik signifikan pada Jumat kemarin, dan membuat indeks S&P 500 dan Dow Jones mencetak level tertinggi baru.

Sementara itu untuk konteks sentimen kenaikan US Treasury Yield yang kembali di atas 4%, terang Dimas, minggu lalu terjadi kenaikan imbal hasil pada 10 years US Treasury yang sempat berada di level 4,15%. Pergerakan yield obligasi yang berkorelasi negatif dengan indeks saham membuat volatilitas yang cukup besar terjadi di pasar saham.

“Kenaikan imbal hasil 10 years US Treasury ini terjadi setelah data ekonomi AS yang kuat setelah rilisnya data penjualan ritel AS untuk Bulan Desember yang berada di level 0,6% MoM atau naik 0,3% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi The Fed untuk bisa mencapai target inflasi di level 2%, sehingga menciptakan ketidakpastian yang lebih tinggi bagi pelaku pasar,” terangnya.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU