Selular.ID – Provinsi Jawa Timur terus mengukuhkan posisinya sebagai penggerak utama ekonomi Indonesia, dengan kontribusi melebihi USD150 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan prestasi provinsi Jawa Timur sebagai provinsi ketiga terbesar dengan nilai ekspor tertinggi, mencapai USD 20 miliar setiap tahun.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari keberagaman industri ekspor Jawa Timur yang memiliki lebih dari 1.000 eksportir, dengan 79% di antaranya adalah pelaku usaha skala menengah (UKM).
Produk unggulan seperti kayu, barang dari kayu, olahan daging, ikan, krustasea & moluska, kertas & barang turunannya, telah berhasil menjelajahi pasar internasional, dengan Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia menjadi tujuan utama ekspor.
Baca Juga:Citi Commercial Bank Bukukan Pendapatan Sebesar 22% di Kuartal III 2023
Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Riyani Tirtoso, mengatakan LPEI melihat potensi besar ekspor Jawa Timur untuk mendongkrak kinerja ekonomi Indonesia.
Menurutnya, dukungan industri keuangan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekspor yang berkelanjutan, meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Untuk itu, LPEI menjalin kemitraan strategis dengan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) untuk memaksimalkan ekspor di provinsi ini.
Penandatanganan MoU ini juga disaksikan Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman dan Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso.
“Bank Jatim dan LPEI memiliki value proposition yang kuat dimana kedua kekuatan ini akan dapat mengkombinasikan kelebihannya masing-masing untuk meningkatkan ekspor, meningkatkan ekosistem ekspor yang lebih besar dan mendorong Provinsi Jawa Timur semakin berani mendunia,” kata Riyani.
Kolaborasi ini merupakan wujud negara hadir dalam meningkatkan kapasitas Bank Jatim untuk mendorong kinerja ekspor Indonesia.
Baca Juga:Bank Jago Genjot Kinerja Kredit Hingga 30% Sampai Akhir Tahun
Bank Jatim akan mendapatkan berbagai keuntungan, termasuk menciptakan sumber pendapatan baru melalui perluasan produk pembiayaan berbasis ekspor, sharing risk sesuai porsi pembiayaan co-financing, dan mengurangi risiko portofolio melalui penjaminan kredit dan asuransi ekspor.