Selular.ID – Fear of Missing Out atau biasa anak jaman sekarang menyebutnya Fomo kini menjadi trend baru di masyarakat, namun menurut analisis ini malah berpotensi mudah ketipu transaksi online.
Fakta tersebut muncul melalui eksperimen sosial yang digagas Blibli melalui situs Vomoshop (https://www.vomoshop.com/) yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Asosiasi Ecommerce Indonesia-idEA, para pemilik merek, media massa dan komunitas.
Eksperimen sosial tersebut bertujuan mengukur potensi penipuan yang bisa dialami orang masyarakat Indonesia, sekaligus melakukan edukasi literasi berbelanja online yang aman lewat seruan #IngatVOMO, yang merupakan akronim dari Verifikasi, Observasi, Mudah Akses Info dan Ofisial rekening platform untuk transaksi online-nya.
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan, lebih dari 63 ribu visitor merespon dengan mengakses situs. Sejumlah fakta menarik ditemukan, di antaranya warga Jakarta menjadi jawara korban Fomo dan perempuan menjadi yang paling Fomo kala belanja online.
Dari segi demografi usia, warga usia 25-34 tahun menjadi yang paling mudah terpancing mengunjungi situs, disusul warga usia 18-24 tahun.
Dihadapkan pada pilihan checkout produk yang diminati, 4 dari 5 warga ternyata memutuskan checkout belanja, membuktikan mayoritas warga masih rentan terjebak tipu tipu online akibat Fomo.
Produk yang paling banyak membuat orang khilaf untuk segera checkout adalah barang-barang elektronik rumah tangga, diantaranya TV, vacuum cleaner dan hair dryer kekinian.
Disusul dengan produk gaming, Banting harga fantastis menjadi alasan utama warga tergiur untuk checkout, terlihat dari 2 dari 3 visitor tergiur checkout laptop gaming seharga Rp30 juta yang dibanting menjadi Rp8 juta rupiah.
Bahkan tingkat kefomoan warga melonjak nyaris 80% dengan tambahan info promo berlaku ‘cuma hari ini aja’ pada materi iklan.
Adapun, dari 7% visitor yang lebih berhati-hati mengungkap dua alasan utama mereka mantap tidak checkout, yakni tidak yakin produk yang ditawarkan orisinal dan tokonya dipandang tidak meyakinkan.
Septriana Tangkary, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo RI, mengatakan, “Melansir penilaian berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), skor Indonesia pada tahun 2022 sebesar 64,48 dari skala 1-100. Angka tersebut dinilai masih perlu ditingkatkan dan terus menjadi isu nasional yang butuh perhatian dari berbagai pihak.”
Sementara itu, Edit Prima, selaku Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata menyampaikan, “Indonesia sedang menghadapi lonjakan kejahatan siber terlihat dari hampir 1,6 miliar traffic anomalies per Desember 2022 dengan potensi kerugian mencapai Rp 14,2 triliun.”
“Tentunya kejahatan siber ini perlu menjadi perhatian bersama dan perlu sinergi para pelaku industri dalam menangani dan meningkatkan edukasi publik terhadap bahayanya.” Tambahnya.
Berdasarkan data simulasi Vomoshop, sebanyak 71% korban FOMO sudah mengetahui bahaya transaksi ke rekening pribadi namun tetap dilakukan.
Baca juga : 3 Tips Aman Bertransaksi Online Agar Terhindar Dari Kerugian