JAKARTA, SELULAR.ID – Sejumlah perusahaan teknologi hingga startup di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK dalam beberapa waktu terakhir.
Managing Director OCBC NISP Ventura, Darryl Ratulangi menyebut gelombang PHK perusahaan teknologi ini terjadi karena perubahan iklim bisnis.
Dia mengatakan, dalam kasus PHK di industri startup, beberapa perusahaan mungkin tidak memiliki pilihan lain saat keuangan mereka negatif.
“Masih rugi, di mana cash dalam perusahaan mereka sudah mau habis, jadi kalau mereka tidak melakukan PHK atau pengurangan karyawan sudah pasti mereka akan tutup,” ujar Darryl awal Agustus lalu.
TONTON JUGA:
Darryl mengatakan, mengenai isu yang beredar bahwa startup melakukan PHK karena terlalu banyak perekrutan dalam beberapa tahun terakhir tidaklah benar secara sepenuhnya.
Baca juga: Badai PHK Perusahaan Teknologi Belum Reda, di Indonesia Maupun Amerika
Pasalnya, keadaan saat perusahaan melakukan perekrutan besar-besaran memanglah sangat butuh kala itu, tapi situasi saat ini sudah sangat berbeda.
Menurutnya, pada saat itu, startup dalam mendapatkan pendanaan sangat mudah.
Hal itu membuat perusahaan layaknya gurita yang harus membesarkan lini bisnis ke segala penjuru.
“Tadinya misalnya perusahaan ojek online jadi masuk payment, masuk media segala macam. Saat bisnis menjadi lebih sulit, iklim bisnis berubah, sudah pasti perusahaan harus merampingkan perusahaan,” ujarnya.
Lanjutnya, saat ini Darryl melihat bahwa semua perusahaan akan kembali ke fokus perusahaan pada awalnya atau tidak mengembangkan bisnis di luar keahliannya.
“Jadi, saya melihatnya semua akan kembali ke core business masing-masing dan mereka akan menjadi expertis atau membangun spealisasi apa yang mereka jago daripada dulu semua bilangnya saya superapps. Itu menurut saya sudah tidak menjadi relevan lagi di Indonesia, kita kalau fokus ya fokus saja,” ungkapnya.
Investor Berhati-hati
Baca juga: Kominfo Blokir 174 Konten Berbau Radikalisme, Gandeng TNI dan BNPT