Selular.ID – Tak ada yang membantah bahwa Motorola adalah salah satu vendor ponsel besar di dunia. Bersama dengan Ericsson dan Siemens, pada beberapa dekade lalu, pabrikan yang berbasis di Virginia ini, adalah pemasok puluhan jutaan ponsel, terutama pada saat generasi analog berkibar di era ’70 hingga ’80-an.
Namun seiring transisi teknologi dari 2G ke 3G, pamor Motorola mulai meredup. Tren migrasi ponsel dari analog ke digital pada di awal ’90-an, memunculkan banyak pemain baru yang siap menantang dominasi tiga besar itu.
Nokia menjadi penantang serius. Vendor asal Finlandia itu, secara cerdik mengubah tampilan produk menjadi lebih fashionable dan user friendly. Strategi itu dengan cepat diterima pasar. Melambungkan Nokia ke puncak persaingan.
Langkah Nokia ditiru oleh Samsung atau LG yang sebelumnya dikenal sebagai anak bawang. Pada akhirnya, agresifitas Nokia sukses mendongkel Motorola di puncak market share pada akhir 2000, dibuntuti ketat oleh duo Korea itu.
Beruntung dibandingkan dengan Ericsson, Siemens atau Alcatel yang akhirnya memutuskan untuk keluar gelanggang, Motorola masih bisa bertahan.
Akuisisi oleh Lenovo pada 2014, memperpanjang nafas Motorola hingga kini. Strategi fokus ke pasar domestik dengan menggandeng operator, seperti Verizon dan Sprint, membuat nyawa Motorola tertolong. Sejumlah produk yang mereka lemparkan ke pasar, seperti varian ROKR, lumayan antusias diterima pasar.
Meski demikian, perolehan market share Motorola tidak cukup besar dibandingkan pesaing. Dilansir dari laman BankMyCell, pada Q1-2023, Apple memimpin pangsa pasar smartphone di Amerika Serikat sebesar 57,75%.
Posisi Apple diikuti oleh Samsung 28,52%. Keduanya memiliki sebagian besar pangsa pasar, dengan total gabungan 86,27%. Sedangkan Motorola Lenovo menempati posisi ketiga dengan gap yang sangat jauh, hanya 4,9%
Baca Juga: Sejarah Motorola Solutions, Tetap Kuat Bukan Dari Smartphone
Droid X Bukan Dewa Penyelamat Motorola
Tumbuhnya kebutuhan akan layanan data, menjadikan Apple dan Samsung sebagai raja baru smartphone, menggantikan Nokia.
Namun Motorola tak ingin kedua vendor itu, sepenuhnya menguasai pasar. Motorola mencoba peruntungan dengan mengeluarkan jagoan baru memanfaatkan booming smartphone berbasis sistem operasi Android.
Droid X, demikian nama produk ini. Droid X digadang-gadang menjadi kebangkitan kembali vendor asal Amerika Serikat itu sampai limitnya.
Droid X dirilis pertama kali oleh Motorola pada Juli 2010. Ponsel cerdas tersebut berganti nama menjadi Motoroi X untuk pasar Meksiko pada 9 November 2013.
Droid X berjalan pada Android 2.3 Gingerbread. Smartphone ini didistribusikan oleh Verizon Wireless di Amerika Serikat dan Iusacell di Meksiko.
“Motorola telah mendesain Droid X agar inovasi Android di dalamnya bisa dieksplorasi sampai batasnya, sehingga membuat Anda (pengguna-red.) dapat melakukan hal lebih dengan perangkat genggam Anda,” ujar co-CEO Motorola, Sanjay Jha.
Sebagai ponsel cerdas, Droid X memiliki layar 4,3 inch, kamera 8 megapiksel, dan 720p HD camcorder. Sementara ‘otaknya’ mengandalkan prosesor 1 GHz.
“Kami mencoba menerobos batasan yang ada, sehingga pengguna dapat mengeksplorasi internet dari yang pernah dirasakan sebelumnya, entah itu dari genggaman atau di rumah,” lanjut Sanjay.
Kelebihan Droid X lainnya adalah, sudah mengusung sistem operasi Android 2.2 Froyo. Selain itu, produk ini juga dikatakan sudah bisa menjalankan Adobe Flash Player 10.1.
Sementara harga yang dibanderol untuk Droid X mencapai US$ 199,9. Namun untuk itu pengguna harus diikat dengan paket layanan data Verizon selama 2 tahun.
Motorola menghentikan produksi Droid X pada 31 Maret 2011. Kurang dari dua bulan kemudian pada 26 Mei 2011, Motorola merilis penggantinya, Droid X2, yang menampilkan prosesor dual-core yang ditingkatkan yang disebut Nvidia Tegra 2.
Namun Droid X2 mengecewakan para penggemar perangkat Motorola Droid Resmi dan disambut dengan penjualan yang sama-sama loyo.
Untuk pemilik Droid X, kurangnya peningkatan yang signifikan dan sejumlah masalah kinerja yang dilaporkan menghambat peningkatan ke telepon baru.
Bukan penerus spiritual Droid dan Droid X seperti yang diharapkan oleh Verizon dan Motorola Mobility. Sebaliknya, Droid RAZR yang dirilis enam bulan kemudian menjadi model unggulan berikutnya dari jajaran Motorola Droid.
Baca Juga: Kemampuan Motorola MOTOTRBO R7, Anti Bising Dan Kuat Jarak Jauh