Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Saat Trio BBK Kompak Tersandung Masalah Paten

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Ambisi BBK Group menaklukkan pasar Eropa ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tiga brand di bawahnya, masing Oppo, OnePlus, dan Vivo kini tengah tersandung masalah paten.

Setelah dua kompatriotnya, Vivo dikabarkan bersiap untuk menangguhkan penjualan produknya di Jerman. Penghentian penjualan diambil Vivo, setelah pengadilan Jerman memutuskan mendukung Nokia dalam kasus paten melawan tiga vendor China tersebut.

Dalam pernyataan resmi, Vivo menyatakan kecewa dengan keputusan pengadilan distrik Mannheim yang memutuskan karena negosiasi terkait biaya lisensi gagal, Vivo terpaksa menghentikan penjualan smartphone di negara tersebut jika menyertakan teknologi yang dipatenkan oleh Nokia.

Vivo dan Nokia memiliki perjanjian lisensi hingga 2021, tetapi kesepakatan tersebut belum diperbarui, yang mengarah ke tindakan pengadilan.

Sebelumnya Oppo dan OnePlus juga tidak bisa menjual smartphone mereka di Jerman, karena persoalan yang sama, yaitu perselisihan paten dengan Nokia.

Dalam pernyataannya, Vivo mengatakan telah menandatangani perjanjian lintas lisensi dengan banyak perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, dan telah bernegosiasi dengan Nokia untuk memperbarui kemitraannya, tetapi belum dapat mencapai kesepakatan.

“Kami sangat yakin bahwa Nokia belum memenuhi kewajibannya untuk menawarkan lisensi dengan persyaratan FRAND (fair, reasonable dan non-diskriminatif),” tambahnya.

Vivo terus menyatakan sedang bersiap untuk mengajukan banding atas keputusan pengadilan, serta meninjau opsi, selain melanjutkan negosiasi dengan Nokia.

Meskipun menyatakan akan menarik diri dari Jerman jika perlu, rencana Vivo dalam jangka panjang untuk pasar Eropa “tidak berubah” dan pelanggan dapat terus mengandalkan layanannya.

Sebagai tanggapan, Nokia menyatakan pengadilan di Jerman telah menemukan bahwa vendor telah bertindak adil, dan keputusan tersebut menegaskan kekuatan portofolio patennya.

Seorang juru bicara Nokia menambahkan pihaknya menyerukan “Vivo untuk menerima kewajibannya dan menyetujui lisensi dengan persyaratan yang adil”.

Baca Juga: Buntut Gugatan Nokia, Vivo Dilarang Berjualan di Jerman

Masalah Paten Hambat Ekspansi Oppo dan OnePlus ke Eropa

Sebelumnya di media sosial postingan dari blogger teknologi Max Jambor, membuat Oppo dan OnePlus berada dalam posisi sulit.

Jambor mengklaim bahwa dia dapat “mengonfirmasi” bahwa kedua merek tersebut menarik diri dari Jerman, Inggris, Prancis, dan Belanda.

Menurut Max Jambor, penarikan di seluruh Eropa akhirnya menjadi agenda dari OnePlus dan Oppo, meskipun kemudian dikurangi ke negara-negara yang terdaftar.

Baik Oppo maupun OnePlus saat ini tidak menjual ponsel pintar mereka di Jerman menyusul perselisihan paten dengan Nokia, meskipun menyediakan rentang standar Eropa mereka di pasar lain yang terdaftar.

Tak dapat dipungkiri, perselisihan paten dengan Nokia membuat langkah Oppo dan OnePlus untuk menguasai pasar Eropa menjadi terhambat.

Untuk diketahui, Nokia yang merupakan pemasok peralatan telekomunikasi asal Finlandia, mengajukan keluhan yang mengklaim bahwa Oppo menggunakan paten teknologinya tanpa membayar lisensi. Akibat tuntutan itu, pada Agustus 2022, pengadilan Jerman menghentikan penjualan smartphone Oppo.

Untuk diketahui, Oppo pertama kali memasuki Eropa pada 2018 dan memposisikan Jerman sebagai pasar utama di wilayah tersebut. Namun putusan pengadilan setempat memberikan pukulan yang menyakitkan.

Di sisi lain, Nokia diyakini mengajukan gugatan tambahan di negara-negara Eropa lainnya. Jika langkah Jerman mengembargo Oppo diikuti negara-negara tersebut, itu berarti smartphone Oppo mungkin akan ditutup dari pasar lain.

Meski menghadapi persoalan yang tak ringan, Billy Chan, Wakil Presiden Penjualan Internasional Oppo, mengatakan Eropa adalah wilayah geografis utama dan perusahaannya akan menyediakan produk inovatif kepada pelanggan di masa mendatang.

Namun, tak dipungkiri, permasalahan paten dengan Nokia, dapat menutupi prospek masa depan tiga vendor di bawah naungan BBK Group (Oppo, OnePlus, dan Vivo) di kawasan Eropa.

Padahal, dengan daya beli masyarakatnya yang tinggi, Eropa merupakan pasar strategis yang dapat mendorong pertumbuhan tiga vendor tersebut di luar negeri.

Apalagi permintaan ponsel di pasar dalam negeri China tengah menurun. Penjualan smartphone di China mengalami penurunan.

Tercatat jumlah ponsel yang terjual di China pada 2022 hanya mencapai 286 juta unit atau turun 13 persen jika dibandingkan angka penjualan pada 2021 yang mencapai 329 juta.

Menurut data International Data Corporation (IDC), angka penjualan ponsel pada 2022 menjadi yang terendah sejak 2013 dan pertama kalinya penjualan ponsel di China di bawah 300 juta unit.

Baca Juga: China Alami Penurunan Pasar Smartphone Terburuk, Vivo Kuasai 2022

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU