Selular.ID – Di era mobile internet saat ini, laptop menjadi benda paling diandalkan. Trend fixed mobile convergence (FMC) yang mendorong orang untuk beraktifitas di mana saja, membuat kehadiran laptop semakin dibutuhkan.
Nah, seperti apa riwayat gadget portable tersebut?
Tak dapat dipungkiri, selain ponsel, benda paling spektakuler dalam pertumbuhannya adalah laptop. Pernah didesak oleh kehadiran netbook dan belakangan tablet, populasi gadget yang kerap disebut juga notebook ini tetap menggila.
Tingginya mobilitas pengguna, terutama agar tetap terhubung dengan dunia maya, menjadikan laptop benda idaman yang wajib dimiliki.
Apalagi harganya pun makin terjangkau. Laptop dengan kualitas setandar kini bisa ditebus seharga Rp 6 – 7 jutaan. Padahal beberapa tahun lalu, bandrolnya masih dikisaran Rp 12 – 15 jutaan
Meski masih menjadi benda populer, penjualan notebook dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada 2022, penjualan produk ini secara global anjlok parah. Turun hingga 30% menjadi 51,4 juta unit pada Q4 2022 dan 19% menjadi 223,8 juta unit selama setahun penuh.
Daya beli masyarakat yang menurun drastis imbas covid-19 dan keterbatasan pasokan chip yang dihadapi produsen, membuat penjualan notebook tak sebaik tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Mending Rakit PC Atau Beli Laptop?
Meski belakangan penjualan laptop menurun, hal itu tidak menyurutkan minat pengguna terhadap benda yang pernah dipopulerkan oleh badan antariksa AS, NASA.
Menengok jauh ke belakang, milyaran pengguna tampaknya harus berterima kasih kepada Allan Kay. Pada 1970, Allan yang bekerja pada Xerox di Palo Alto Research Center, Amerika Serikat, Madalah manusia pertama yang menciptakan komputer seukuran notebook.
Dengan mengusung model cardboard, Allan Kay menamakan produk buatannya dengan sebutan Dynabook. Meski masih jauh dari harapan, Dynabook disebut-sebut sebagai cikal bakal komputer portable.
Rupanya perlu waktu bertahun-tahun untuk mewujudkan ide Allan Kay. Pada 1979, William Moggride dari Gride System Corporation menciptakan “The Grid Compass Computer 1109” yang memiliki fungsi sebagai komputer portable.
Dengan bahan terbuat dari magnesium case dan lipatan layar yang memancarkan grafis dari electroluminescent, komputer jinjing besutan Moggride itu telah dilengkapi memori berkapasitas 340 kilobytes.
William pun patut bangga, karena tidak tanggung-tanggung, NASA memborong produk ciptaannya seharga $800 per unit untuk mendukung kesuksesan program ruang angkasa AS.
Setelah The Grid Computer 1109 karya Moggride, evolusi laptop terus berlanjut dengan munculnya nama Adam Osborne.
Pendiri Osborne Computer ini, pada 1981 meluncurkan Osborne 1, komputer jinjing seberat 24 pound seharga $1,795 per unit.
Dibanding produk sebelumnya, Osborne 1 sudah menawarkan berbagai kelengkapan seperti port modem, 2 floopy drives dan layar 5 inch. Produk ini juga sudah dibundling dengan software program dan batere sehingga pengguna lebih mobile.
Sayangnya, meski sudah menyandang predikat “The Real Portable Computer”, Osborne 1 tetap jeblok di pasaran. Barangkali, harga yang masih terbilang mahal, membuat Osborne hanya sayup-sayup terdengar di telinga konsumen.
Setelah Osborne 1, sejumlah perusahaan lain seperti Gavilan Computer dan Apple pun mencoba peruntungan dengan meluncurkan laptop mereka selang beberapa tahun kemudian. Meski begitu, IBM PC Convertible adalah produk yang bisa dibilang paling sukses secara komersial.
Diperkenalkan pada 1986, produk jebolan IBM ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan fitur yang lebih advance, sehingga mampu menarik animo konsumen.
Beberapa diantaranya adalah, 8088 microprocesor, memori 265 kilobytes, dua floopy drives, LCD display, pararel dan serial printer ports, space untuk internal modem.
Tak ketinggalan, software suite yang sudah dilengkapi software basic word processing, appoinment calendar, telephone/address book, dan kalkulator.
Kini setelah lebih dari lima dekade sejak penemuannya, laptop telah berevolusi. Semakin canggih, baik dari sisi feature maupun performa. Begitu pun dengan faktor desain yang slim nan menggoda.
Baca Juga: Laptop Produk Google Disebut Cepat Rusak, Simak Masa Pemakaiannya