Setahun Kinerja IOH Pasca Merger: Dari Pendapatan, Laba Bersih, Hingga Integrasi Jaringan

kinerja ioh

Selular.ID – Seiring dengan kondisi ekonomi yang mulai bangkit pasca pandemi, industri selular Indonesia sepanjang 2022 terbilang menantang.

Perubahan perilaku pelanggan yang semakin haus akan layanan data, membuat operator harus berjibaku mempertahankan kinerja, di tengah meningkatnya inflasi dan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih dihantam pandemi.

Di sisi lain, persaingan ketat dan tarif yang tidak bisa terlalu mahal, membuat operator harus pintar-pintar meramu strategi mencakup produk, tarif dan kualitas layanan.

Alhasil, investasi yang masif dalam infrastruktur jaringan, baik untuk perluasan ataupun peningkatan kapasitas, digitalisasi, personalisasi layanan dan pengoptimalan penggunaan spectrum, harus mampu meningkatkan pengalaman pelanggan. Sehingga dapat meningkatkan trafik layanan, khususnya data yang kini telah menjadi lumbung utama operator.

Sebagai entitas baru hasil merger, IOH (Indosat Ooredoo Hutchison) mampu membuktikan kinerja yang terbilang baik, meski lingkungan bisnis belum sepenuhnya kondusif.

Alih-alih merespon persaingan tarif layanan, strategi IOH lebih berfokus pada memberikan customer experience terbaik dan menciptakan nilai bagi pelanggan.

Dengan peluang yang masih terbuka lebar, IOH terus mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi dan ekonomi digital Indonesia dengan performa yang solid di satu tahun pasca merger sepanjang tahun 2022.

Berikut fakta-fakta kinerja IOH yang diraih sepanjang tahun lalu.

Baca Juga: Jejak 55 Tahun Indosat: Dari Indosat Menjadi Indosat Ooredoo, Kini Indosat Ooredoo Hutchison

Pendapatan, Laba, dan EBITDA

IOH mencatat pertumbuhan yang sangat baik dengan total pendapatan naik sebesar 48,9% YoY menjadi Rp 46,7 triliun.

Kenaikan pendapatan, mendorong laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,72 triliun.

Peningkatan pendapatan juga mengatrol EBITDA sebesar Rp19,46 triliun atau naik hingga 40,2%, dengan margin EBITDA 41,6%.

Total Pelanggan, Trafik Data, dan Coverage 5G

Pelanggan selular IOH meningkat 62,5% menjadi 102,2 juta. Meningkatnya pengguna data mendorong pertumbuhan lalu lintas data sebesar 91,8% pada 2022. Lonjakan itu berkontribusi pada kenaikan pendapatan data sebesar 61,3% dibanding tahun sebelumnya.

Lonjakan pengguna data tak lepas dari pembangunan jaringan 4G. Hingga akhir 2022, jumlah BTS 4G IOH mencapai 137 ribu, sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi.

Selain 4G, IOH juga memperluas jaringan 5G. Sampai awal 2023, jaringan 5G IOH telah menjangkau delapan kota yakni Jakarta, Karawang, Bandar Lampung, Surakarta, Surabaya, Balikpapan, Makassar, dan Bali.

Baca Juga: Setahun Pertama IOH Catatkan Pendapatan Rp46,7 Triliun, Naik 48,9%

Integrasi Jaringan yang Berlangsung Lebih Cepat

Sebagai entitas hasil merger, IOH memiliki banyak rintangan, baik dari sisi organisasi, aset, infrastruktur, maupun bisnis proses.

Dari sisi infrastruktur, hal yang mengemuka adalah menyangkut integrasi jaringan.  Beberapa hal yang kritikal, adalah data harus diintegrasikan atau dimigrasikan dengan aman. Begitu juga kontrol akses harus ditentukan dengan benar dan pengguna harus dikelola dengan aman.

Sejatinya, merger dan akuisisi seperti dua planet yang bertabrakan. Masing-masing perusahaan membawa ekosistem yang rumit. Sehingga menyatukan jaringan dari dua operator, merupakan agenda sangat kompleks dan memiliki resiko yang sangat besar.

Paling sering mereka melakukan fungsi replikasi, yang menyiratkan bahwa beberapa perlu digunakan secara paralel, sementara yang lain perlu dinonaktifkan dan dihapus.

Ini berarti mengubah dan memperbarui ribuan kebijakan untuk mengakomodasi koneksi, aplikasi, server, dan firewall baru tanpa menciptakan risiko atau pemadaman keamanan teknologi informasi (TI) yang bisa merugikan pelanggan.

Intinya, dari sudut pandang keamanan TI, merger atau akuisisi adalah proyek yang sangat rumit, jika tidak direncanakan dan diimplementasikan dengan baik, dapat berdampak jangka panjang pada operasi bisnis.

Meski menghadapi tantangan yang tak ringan, integrasi jaringan antara Indosat Ooredoo dan Three Hutchison Indonesia ternyata bisa berjalan sesuai target.

Bahkan di seluruh wilayah Jabodetabek telah selesai lebih cepat sehingga dapat memberikan pengalaman digital yang lebih baik bagi pelanggan.

Sebelumnya IOH menargetkan proses integrasi jaringan sepenuhnya baru akan tuntas pada Q1 2023. Namun dengan komitmen yang dimiliki seluruh jajaran perusahaan, terutama pucuk pimpinan, integrasi tersebut dapat berjalan lebih cepat.

Ini adalah pencapaian yang luar biasa. Karena jika merujuk pada berbagai use case di banyak belahan dunia, integrasi jaringan yang dilakukan operator hasil merger, umumnya baru tuntas selama dua hingga tiga tahun.

Sudah pasti dengan integrasi jaringan IOH yang smooth, memberikan manfaat besar bagi pelanggan sudah. Baik dari sisi coverage maupun kualitas jaringan.

Tercatat cakupan dan penetrasi dalam ruangan yang meningkat 20%, kecepatan data yang naik 27%, serta lalu lintas data yang meningkat 21% dibandingkan sebelum proses integrasi.

Meningkatnya kecepatan dan juga kestabilan jaringan, membuat pelanggan lebih nyaman saat mengakses berbagai aplikasi favorit yang mendukung mobilitas dan gaya hidup mereka sehari-hari.

Baca Juga: GEGER! Indosat Ooredoo Hutchison dan Telkom Berkolaborasi!