Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Jalan Terjal Meng Wanzhou, Sempat Jadi Tahanan Kota, Kini Chairwoman Huawei

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Sanksi AS Mendorong Huawei Mengembangkan Serangkaian Bisnis Baru

Huawei, yang masih merupakan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, sebelumnya adalah vendor smartphone terbesar di China dan kedua di seluruh dunia.

Dengan pertumbuhan yang luar biasa, selangkah lagi Huawei bakal menjadi vendor ponsel terbesar pertama di dunia menggusur Samsung.

Namun sanksi AS yang dijatuhkan sejak pertengahan 2019, tak hanya membuat divisi smartphone terjerembab, juga memaksa perusahaan untuk mengeksplorasi aliran pendapatan lainnya.

Sejak akhir 2020, Huawei telah mengejar inisiatif untuk mendiversifikasi operasinya. Langkah ini termasuk menyusun rencana untuk bersama-sama mengembangkan kendaraan sport listrik mewah, menjual smartphone yang diperbaharui dan melisensikan desain handsetnya.

Huawei juga memperluas operasi layanan cloud di kawasan Asia-Pasifik, membantu perusahaan domestik mengurangi jejak karbon mereka.

Perusahaan juga memasok lebih banyak BTS 5G dan peralatan jaringan inti ke operator telekomunikasi utama China, membangun kemitraan untuk platform mobile, HarmonyOS.

Demi menyelamatkan sub brand-nya, Honor, Huawei juga melepaskan bisnis smartphone anggaran itu, ke sebuah konsorsium yang berbasis di Shenzhen.

Baca Juga: Huawei Bantah Rumor Bangun Pabrik Mobil Listrik Sendiri

Dengan transformasi yang telah dijalankan sejak tiga tahun terakhir, petinggi Huawei mengklaim bahwa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan telah kembali normal.

Dalam pesan tahun baru 2023, Rotating CEO Eric Xu memperkirakan pendapatan sepanjang 2022 bersifat datar dari tahun ke tahun, meskipun sanksi perdagangan terus berlanjut oleh AS.

“Pada tahun 2022 kami berhasil keluar dari mode krisis. Pembatasan AS sekarang menjadi kebiasaan baru kami,” kata Xu.

Pendapatan untuk 2022 diharapkan sejalan dengan perkiraan, mencapai CNY636,9 miliar ($92,6 miliar) dibandingkan dengan CNY636,8 miliar setahun sebelumnya.

Eric Xu menyoroti pertumbuhan pesat di divisi cloud, menambahkan cloud “perlu menjadi fondasi – dan memungkinkan – transformasi digital” untuk Huawei dan industri vertikal.

Eric Xu akan mengakhiri jabatannya pada Maret nanti. Ia tak perlu khawatir karena sosok yang menggantikannya telah teruji selama ini.

Sebagai rotating CEO yang baru, Meng Wanzhou tentu akan berusaha membuktikan bahwa tangan dinginnya, bisa lebih baik dari kiprah pendiri Huawei yang juga ayahnya, Ren Zhengfei. Meski jalan di depan akan sangat terjal.

Baca Juga: Tawarkan Solusi Hybrid Cloud, Smartfren Business Gandeng Huawei

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU