Selular.ID – WhatsApp memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia, dan India sendiri menyumbang seperempat dari basis pengguna tersebut, atau lebih dari 500 juta akun aktif.
Meta mencoba banyak cara untuk memonetisasi layanan di negara ini, dan suntikan ragam fitur baru-baru ini menghinggapi akun bisnis di platform.
Akun bisnis terbukti menguntungkan Meta, tetapi tidak terlalu bermanfaat bagi pengguna.
WhatsApp memudahkan bisnis untuk menghubungi pengguna, dan fitur tersebut sekarang banyak dieksploitasi.
Baca Juga: Waspada Spam via WhatsApp, Ikuti Kiat Berikut
Sejumlah pengguna melaporkan telah menerima pesan spam di WhatsApp yang lebih banyak selama dua bulan terakhir.
Dan sekarang berada pada titik membuat orang frustrasi.
Did something change on WhatsApp in India? Over the last few days I’ve gone from having almost no spam to 50% of all messages I receive are spam from various business accounts.
— Gopal Sharma (@gopalkri) October 19, 2022
Yang membuatnya lebih buruk adalah semua pesan ini berasal dari bisnis yang seharusnya tidak dapat menghubungi pengguna awam sejak awal.
Dimulai dari bank yang mempromosikan semua layanan yang tersedia di WhatsApp, memposisikan platform sebagai alternatif untuk menelepon layanan pelanggan.
Kemudian pengguna mulai menerima pesan pemasaran dari divisi asuransi bank dan pinjaman rumah, dan lain lain.
Baca Juga: Email Spam Paling Banyak diterima Pengguna Wilayah Asia
Genangan berubah menjadi banjir pada bulan Desember dan Januari, dan pengguna mulai mendapatkan teks pemasaran dari iring-iringan merek, termasuk Myntra, Borosil, Eureka Forbes, P&G, M&S, Domino’s, Tanishq, dan Cult Fit.
Kemungkinan besar memang pengguna membeli sesuatu dari masing-masing merek ini dalam 12 bulan terakhir, maka dari itu mereka menerima chat spam.
Dan pesan itu dikirim dari akun yang berbeda, jadi pengguna harus memblokir nomor tersebut satu per satu.
Dan pengguna harus memasukkan bisnis secara manual ke daftar hitam.
Baca Juga: Panggilan SPAM Kian Merajalela di Tanah Air, Rancangan Aturan Era BRTI Ini Sampai Mana?
Halaman berikutnya
Brand telah melanggar pedoman Meta, tetapi Meta enggan mengubahnya.