Nasib E-commerce Tahun 2023, Masyarakat Kini Mulai Kembali Belanja Langsung

E-commerce di tahun 2023.
E-commerce di tahun 2023.

Selular.ID – Bagaimana nasib perusahaan e-commerce atau marketplace pada tahun 2023 ini, apakah makin berkembang?

Pada tahun 2022 lalu, sejumlah perusahaan yang menyediakan platform bisnis perdagangan secara elektronik berbondong-bondong melantai di pasar modal.

Setelah Bukalapak (BUKA) pada tahun 2021, lalu GOTO (Gojek Tokopedia) hingga Blibli (BELI) menyusul masuk bursa saham tahun 2022 lalu.

Lalu bagaimana nasib perusahaan e-commerce pada tahun 2023 ini mengingat akan ada tantangan baru.

TONTON JUGA:

Tantangan baru di tengah tren banyak masyarakat mulai kembali berbelanja langsung ke toko fisik/mal (offline) karena melandainya pendemi Covid-19.

Walau begitu, para pelakunya masih optimistis bisnis masih bisa tumbuh double digit pada 2023.

Baca juga: Kok Bisa Saham GOTO Masuk FTSE, Simak Penjelasannya

Pasalnya berbelanja online sudah menjadi kebiasaan baru masyarakat.

Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa realisasi nilai transaksi perdagangan secara elektronik di Indonesia mencapai Rp 476,3 triliun tahun 2022.

Hal tersebut karena volume transaksi di platform e-commerce/marketplace yang masyarakat Tanah Air lakukan sebanyak 3,49 miliar kali.

Nilai transaksi pada 2022 itu meningkat 18,8% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 401 triliun.

Meski demikian, jumlah pencapaian nilai transaksi ini masih di bawah proyeksi BI yang sempat menargetkan nilai transaksi e-commerce tahun 2022 bisa mencapai Rp 489 triliun.

Menurut BI, ada beberapa faktor yang menyebabkan nilai transaksi e-commerce pada tahun lalu tidak sesuai proyeksi.

Salah satunya, karena berakhirnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah mulai 30 Desember 2022.

Hal itu yang mengakibatkan transaksi offline mulai kembali ke arah normal.

Selain itu, masyarakat mulai berpindah transaksi jual-beli dengan memanfaatkan media sosial (social commerce).

Misalnya saja, TikTok dan Instagram yang kini telah memiliki fitur belanja daring.

BI pun memandang bahwa social commerce telah menjadi pesaing kuat e-commerce karena harga yang ditawarkan cenderung lebih murah.

Meski demikian, BI optimistis volume transaksi e-commerce dapat naik 17% pada tahun 2023 ini.

Baca juga: Aturan Baru Tentang Penagihan Pinjol, OJK Tegas Larang Debt Collector Tagih Ke Keluarga Debitur