Akan tetapi, pengeluaran yang dikurangi terbatas pada hal-hal lain seperti pengeluaran untuk hiburan.
Pengeluaran pokok lainnya seperti bahan pangan, biaya listrik, paket data, dan uang sekolah anak, yang tetap menjadi prioritas yang bisa di penuhi.
Melalui cara ini, UMKM tetap dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sembari terus meningkatkan produktivitas usahanya.
Hasil yang cukup menarik juga dapat dilihat pada aspek kapabilitas dalam membayar angsuran pinjaman.
Jika mitra memiliki beberapa pinjaman, hampir 90 persen mitra UMKM Amarta mengatakan mereka akan mengutamakan untuk melunasi pinjaman Amartha terlebih dahulu.
Untuk aspek kepercayaan diri untuk terus berusaha, 82 persen mitra UMKM percaya bahwa kondisi pelemahan ekonomi ini akan membaik dalam waktu enam bulan kedepan.
Baca juga: 10 Aplikasi Peer to Peer Lending yang Tedaftar di OJK dan Mudah untuk Berinvestasi
Tingkat kepercayaan ini dipengaruhi oleh motivasi para mitra UMKM untuk wajib meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan memastikan anak-anak dapat sekolah.
UMKM terbukti memiliki resiliensi yang cukup kuat. Di kala pandemic pun, UMKM dapat bangkit dengan cepat dan beradaptasi dengan digitalisasi yang masif.
Maka dari itu, tantangan ekonomi makro yang diprediksi akan terjadi tahun depan, justru menjadikan UMKM sebagai peluang untuk menggerakan roda ekonomi.
