Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

18 Startup di Indonesia yang Lakukan PHK Termasuk GoTo, Ada yang Sampai Tutup

BACA JUGA

2. SiCepat

Sama seperti TaniHub, SiCepat merupakan salah satu startup yang menginformasikan adanya PHK.

PHK mereka lakukan terhadap ratusan karyawan di seluruh manajemen dan departemen yang tidak memenuhi standar penilaian perusahaan pada awal tahun ini.

SiCepat menilai jumlah karyawan yang terdampak kebijakan tersebut tidak mencapai 1 persen dari total karyawan.

SiCepat juga mengungkapkan secara komposisi jumlah karyawan yang terdampak adalah 0,6 persen dari total sebanyak 60.000 karyawan atau tepatnya 360 karyawan.

3. LinkAja

PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja mengungkapkan melakukan reorganisasi yang berdampak pada PHK sejumlah karyawan.

Meski demikian, mereka memastikan jumlah yang terdampak reorganisasi kurang dari 200 karyawan.

Adapun, startup dompet digital ini mendapat modal keroyokan dari banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Tercatat, setidaknya ada delapan BUMN yang jadi pemegang saham LinkAja, meliputi Pertamina, Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Telkom, Jiwasraya, dan Danareksa

4. Zenius

Startup teknologi edukasi (edutech) Zenius baru saja mengumumkan PHK lagi pada Rabu (4/8/2022), tanpa menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.

Pada PHK pertama Zenius telah memutuskan hubungan pekerja terhadap 25 persen karyawannya atau lebih dari 200 karyawan.

Zenius juga mengungkapkan kedua PHK ini karena perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen.

5. JD.ID

Startup e-commerce JD.ID tidak menampik adanya kabar PHK.

JD.ID pun mengatakan PHK itu sejalan dengan program restrukturisasi perusahaan.

Induk JD.ID, yakni JD.com Inc tengah menanggung beban cukup besar.

CEO JD.com Xu Lei mengatakan bahwa penyebaran virus Covid-19 di berbagai kota besar di China, yang berujung lockdown di Shanghai dan Beijing, menjadi penyebab utama.

6. Mobile Premier League

Startup gim dan turnamen asal India Mobile Premier League atau MPL mengumumkan telah menutup operasionalnya di Indonesia.

Penutupan ini berujung dengan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya sepuluh persen dari total karyawan atau sebanyak 100 orang.

Adapun, penutupan ini karena MPL melihat profil pengembalian yang hanya sebagian kecil dari apa yang mereka harapkan, meskipun telah berinvestasi dalam jumlah banyak untuk operasional di Indonesia.

Baca juga: GoTo PHK 1.300 Karyawan, Bagaimana Nilai Sahamnya di Pasar Modal?

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU