ByteDance – Telan Kerugian Lebih Dari US$ 7 Miliar
Setelah tumbuh fenomenal dan menghasilkan keuntungan jutaan dollar, kini kinerja ByteDance menukik tajam. Sebuah laporan menyebutkan perusahaan pengembang TikTok, ByteDance mengalami kerugian lebih dari US$ 7 Miliar pada 2021.
Laporan ini diberikan oleh Wall Street Journal yang bilang bahwa perusahaan teknologi terbesar China itu, mengalami kerugian terus menerus yang tumbuh 3 kali dari tahun ke tahun.
Mengutip laporan keuangan yang dibagikan ByteDance kepada karyawannya, laporan itu juga mencatat bahwa perusahaan menghasilkan jumlah laba operasi yang tidak diungkapkan selama kuartal pertama tahun 2022.
Laporan tersebut juga muncul setelah dewan ByteDance menyetujui rencana pembelian kembali saham senilai US$ 3 miliar pada bulan September, sebuah keputusan yang mengakibatkan ketidakpuasan di antara pemegang saham kecil.
Ini berarti ByteDance menawarkan US$ 177 per saham lebih rendah dari harga puncaknya pada tahun 2021 dan memberi perusahaan penilaian US$ 300 miliar.
Baca Juga: Shopee dan JD.ID Sudah Lakukan PHK, Bagaimana dengan Tokopedia?
Tencent – Pendapatan Menciut Terpaksa Lakukan PHK
Tencent Holdings, raksasa video game dan media sosial terbesar asal China, melaporkan penurunan pendapatan pertama sejak perusahaan melakukan go public pada 2004.
Akibat pendapatan yang meleset dari ekspektasi itu, perusahaan terpaksa memangkas hampir 5.500 karyawan, termasuk gaji pada kuartal kedua di tengah perlambatan ekonomi.
Seperti dilansir dari laman South China Morning Post (SCMP), Rabu (18/8/2022), raksasa teknologi yang berbasis di Shenzhen itu hanya membukukan pendapatan 134 miliar yuan (US$19,8 miliar) pada kuartal kedua 2022.
Angka itu turun 3 persen dari tahun lalu. Lebih buruk dari perkiraan konsensus 135,6 miliar yuan, menurut 28 analis yang disurvei oleh Bloomberg.
Laba bersih mencapai 18 miliar yuan pada periode tersebut, turun 56 persen dari tahun lalu. Juga meleset dari perkiraan analis yang mematok sebesar 25 miliar yuan.
Tencent diketahui telah mengurangi tenaga kerjanya untuk pertama kalinya sejak 2014. Memangkas jumlah karyawan menjadi 110.715 pada akhir Juni, turun dari 116.213 pada Maret, menurut sumber perusahaan.
Baca Juga: 100.000 Pegawai Sektor Ritel Akan Dirumahkan, Dampak PSBB dan Resesi
Intel Telan Kerugian $500 Juta untuk Pertama Kalinya dalam Beberapa Dekade
Intel pada Kamis (6/10/2022) mencatat kerugian pertamanya dalam beberapa dekade karena penjualan prosesornya untuk PC klien, dan pusat data turun tajam pada kuartal kedua karena apa yang disebut Intel “penurunan cepat dalam aktivitas ekonomi” yang disebabkan oleh inflasi, ketegangan geopolitik, dan krisis berkelanjutan, sebagai dampak perang Rusia-Ukraina.
Pendapatan Intel pada Q2 2022 mencapai $15,3 miliar, penurunan 17% dari tahun ke tahun (YoY) dan penurunan 22% secara berurutan.
Selain itu, margin kotor perseroan turun 36,5% dari 57,1% pada kuartal yang sama tahun lalu. Perusahaan juga membukukan kerugian $0,5 miliar, kerugian pertama perusahaan dalam beberapa dekade.
Sementara kerugian kuartalan Intel terlihat mengejutkan, perlu dicatat bahwa perusahaan harus membuat cadangan inventaris untuk peluncuran produk yang akan datang, yang menghasilkan kerugian sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting Principles).
“Hasil kuartal ini berada di bawah standar yang telah kami tetapkan untuk perusahaan dan pemegang saham kami,” kata Pat Gelsinger, CEO Intel.
“Kita harus dan akan melakukan yang lebih baik. Penurunan aktivitas ekonomi yang tiba-tiba dan cepat adalah pendorong terbesar, tetapi kekurangan itu juga mencerminkan masalah eksekusi kita sendiri”, pungkas Gelsinger.
Baca Juga: Tips Mengatur Investasi di Tengah Kemungkinan Resesi Ekonomi, Cuma dari Handphone