Sensor
Sensor adalah wafer tipis silikon yang tugasnya hanya mengubah foton (cahaya) menjadi elektron (sinyal listrik).
Konversi fotovoltaik ini terjadi pada jutaan tempat foto di seluruh permukaan kecil sensor. Jika tidak ada foton yang mencapai tempat foto, sensor mendaftarkan piksel tersebut sebagai hitam.
Jika banyak foton mencapai tempat foto, piksel tersebut berwarna putih. Jumlah warna abu-abu yang dapat dicatat oleh sensor dikenal sebagai kedalaman bitnya.
Jadi bagaimana ponsel Anda mengambil foto berwarna? Overlay di atas setiap photosite adalah filter warna yang hanya memungkinkan cahaya merah, hijau, atau biru melewatinya.
Ini menghasilkan gambar yang terdiri dari piksel merah, hijau, dan biru dengan berbagai kecerahan yang harus diubah menjadi gambar penuh warna setelah fakta melalui algoritme yang rumit.
Secara umum, sensor yang lebih besar (seperti sensor 1/1,33 inci pada Samsung Galaxy S22 Ultra) menghasilkan gambar yang lebih baik karena memiliki lebih banyak tempat foto dan lebih besar.
Perangkat Lunak (Software)
Setelah sensor gambar melakukan tugasnya dan mengubah cahaya yang dibawa oleh lensa menjadi sinyal listrik, adalah tugas prosesor sinyal gambar (ISP) untuk mengubah angka 1 dan 0 itu menjadi gambar yang layak untuk Snapchat.
Data yang dikirim ke ISP pada dasarnya adalah gambar hitam-putih, pada dasarnya gambar RAW untuk Anda para fotografer di luar sana.
Tugas pertama ISP adalah mengembalikan data warna berdasarkan susunan matriks filter warna yang telah kita bicarakan sebelumnya. Sekarang kita memiliki gambar, tetapi semua pikselnya memiliki intensitas yang bervariasi baik merah, hijau, atau biru.
Langkah selanjutnya adalah proses yang disebut demosaicing. Di sinilah ISP memodifikasi warna piksel berdasarkan warna tetangganya. Jika, misalnya, ada banyak piksel hijau dan merah di suatu area tetapi tidak banyak piksel biru, maka algoritma demosaicing akan mengubahnya menjadi kuning.
Sebagian besar ISP menerapkan denoising dan sharpening setelah demosaicing. Namun, setiap OEM memiliki saluran dan algoritmenya sendiri untuk menghasilkan gambar akhir.
Google, khususnya, dikenal menggunakan algoritme yang dikembangkan AI untuk menghasilkan beberapa foto smartphone terbaik.