Memang bisa dilihat di Indonesia ini, bisa dibilang masih belum merata dari daerah kota besar di Indonesia maupun daerah pelosok di dalam negeri.
Pastinya sekolah-sekolah di kota besar Indonesia sebagian besarnya sudah memiliki kriteria untuk menunjang digitalisasi, namun berbanding terbalik dengan sekolah-sekolah yang ada di daerah pelosok.
Terlihat belum meratanya dari sistem Pendidikan, lain itu juga dari segi infrastuktur, kecepatan jaringan, dan pelayanan lain yang belum merata.
Itu juga salah satu yang menjadi tantangan Kierney untuk bagaimana caranya agar dapat mensamaratakan dari sektor Pendidikan ini untuk bertransformasi digital.
Pada kesempatan ini juga Shirley menjelaskan “menurut pandangannya dia tidak akan membedakan atau mendahului fokusnya dalam mengakselerasikan digital transformation itu.”
Baca juga : Traveloka Terus Berupaya Dorong Pertumbuhan Transformasi Digital
Menurutnya dikota-kota besar pun harus memastikan dari kualitas Pendidikan yang ada terus meningkat. Karena juga bisa dilihat masih adanya missed match antara lulusan Pendidikan tertinggi kali ini universitas dengan apa yang telah terserap di tenaga kerja.
“Dan yang kita ketahui digital save yang menjadi dibutuhkan lebih banyak di masa depan yakni problem solving skill, dan technical itu semakin dibutuhkan.” Kata Shirley.
Jadi sekolah-sekolah yang ada dikota besar itu tetap harus meningkatkan kualitas dari pendidikannya, dan yang dari daerah pelosok tetap dipersiapkan dari sisi infrastruktur, dari sisi kualitas gurunya juga dilihat.
Sehingga dengan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kerjakan dengan konsep sekolah perintis itu menurut Shirley sudah sangat tepat.
Karena dengan sekolah perintis bisa menjadi role model dari sekolah-sekolah dengan kualitas infrastukturnya masih dibawah agar bisa naik keatas dengan program pemerintah ini.
Baca juga : Pengguna Internet Naik, Tapi Belum Cukup Membawa Transformasi Digital Indonesia, Kenapa ?