Laporan penting dari penemuan Zoom kali ini meliputi:
- Fokus pada screen time yang bermakna
Dari semua institusi yang diwawancarai, muncul pendapat kuat bahwa screen time perlu diatur oleh sekolah dengan jelas.
Telah teridentifikasi tantangan bagi sekolah dalam memastikan keterlibatan digital memiliki tujuan dan seimbang terhadap bentuk keterlibatan lainnya.
Kemampuan perangkat kolaborasi dan video yang ada dapat dimanfaatkan untuk mengukur screen time dan mengidentifikasi area untuk pengembangan. - Materi belajar yang disampaikan dengan metode ‘drag and drop’ tidak lagi efektif
Pada awal pandemi, banyak tenaga pendidik yang hanya membuat versi digital dari materi-materi belajar yang telah ada dan mengunggahnya ke dalam online learning management systems (LMS) untuk disampaikan.
Namun, materi belajar yang disampaikan dengan metode ‘drag and drop’ tersebut seringkali tidak mudah dipahami oleh para pelajar.
Baik sekolah maupun perguruan tinggi melaporkan bahwa dibutuhkan perubahan terhadap pembuatan materi belajar untuk mendukung gaya belajar hybrid, tidak hanya terhadap medium penyampaiannya saja.
Tenaga pendidik juga merasa lebih mudah untuk membagikan materi belajar online dengan satu sama lain dan berkolaborasi mengenai cara terbaik untuk mengajar jarak jauh. - Kesetaraan akses masih menjadi isu penting
Seluruh institusi pendidikan yang diwawancarai menyampaikan bahwa beberapa pelajar mengalami kesulitan terhubung atau tidak memiliki perangkat yang layak untuk memperoleh keterlibatan lebih tinggi saat belajar online.
Meski hal ini menjadi persoalan investasi nasional dalam infrastruktur, beberapa sekolah melakukan perubahan terhadap bagaimana mereka menghemat kuota saat mengajar secara digital, seperti penggunaan video yang lebih pendek dan berukuran kecil, serta materi belajar yang telah dikompresi. - Pembentukan norma sosial baru dalam timeshifted learning
Banyak institusi kesulitan menyeimbangkan kesediaan waktu tenaga pendidik dengan ekspektasi pelajar, mengingat para pelajar menerapkan norma sosial digital terhadap cara berkomunikasi dengan teman-teman mereka, serta interaksi dengan tenaga pendidik.
Hal ini menetapkan ekspektasi yang tidak realistis bagi tenaga pendidik untuk merespon pesan larut malam.
Maka dari itu, penting untuk berinvestasi dalam solusi pendidikan yang mendukung timeshifted learning melalui berbagai medium komunikasi. - Kebutuhan untuk memprioritaskan pengembangan profesional para tenaga pendidik
Institusi yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi menemukan bahwa kendala waktu untuk pengembangan profesional menjadi isu yang paling parah.
Kebiasaan suatu generasi dalam mengajar juga turut menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan tenaga pendidik yang berusia lanjut enggan menerima pelatihan untuk menggunakan perangkat digital.
Namun, banyak tenaga pendidik yang menunjukkan bahwa mereka ingin terus menerima pengembangan profesional dari jarak jauh, yang telah mereka alami selama pandemi.