Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Jungkir Balik Tencent Menghadapi Ekonomi China yang Memburuk

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Tencent Holdings, raksasa video game dan media sosial terbesar di China, melaporkan penurunan pendapatan pertama sejak perusahaan melakukan go public pada 2004.

Akibat pendapatan yang meleset dari ekspektasi itu,  perusahaan terpaksa memangkas hampir 5.500 karyawan, termasuk gaji pada kuartal kedua di tengah perlambatan ekonomi.

Seperti dilansir dari laman South China Morning Post (SCMP), Rabu (18/8), raksasa yang berbasis di Shenzhen itu hanya membukukan pendapatan 134 miliar yuan (US$19,8 miliar) pada kuartal kedua 2022.

Angka itu turun 3 persen dari tahun lalu. Lebih buruk dari perkiraan konsensus 135,6 miliar yuan, menurut 28 analis yang disurvei oleh Bloomberg.

Laba bersih mencapai 18 miliar yuan pada periode tersebut, turun 56 persen dari tahun lalu. Juga meleset dari perkiraan analis yang mematok sebesar 25 miliar yuan.

Tencent diketahui telah mengurangi tenaga kerjanya untuk pertama kalinya sejak 2014. Memangkas jumlah karyawan menjadi 110.715 pada akhir Juni, turun dari 116.213 pada Maret, menurut sumber perusahaan.

Biaya remunerasi untuk kuartal kedua adalah 27,55 miliar yuan, turun dari 29,2 miliar yuan dalam tiga bulan pertama 2022.

“Selama kuartal kedua, kami secara aktif keluar dari bisnis non-inti, memperketat pengeluaran pemasaran kami, dan memangkas biaya operasional, memungkinkan kami untuk secara berurutan meningkatkan pendapatan non-IFRS kami, meskipun kondisi pendapatan sulit,” kata Pony Ma Huateng, pendiri dan CEO Tencent.

“Ke depan, kami akan fokus pada peningkatan efisiensi bisnis kami dan meluncurkan inisiatif pendapatan baru, termasuk iklan in-feed di Akun Video populer kami, sambil terus mendorong inovasi melalui R&D.”

Diketahui, Tencent Holdings telah mengurangi kepemilikan di sejumlah bisnis. Diantaranya melepas 14,5 juta sahamnya di induk perusahaan Shopee, SEA Ltd, Rabu (5/1/2022).

Dengan harga jual US$208 per lembar, raksasa internet China itu akan menghimpun dana sebanyak US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun.

Selain SEA, Tencent juga sudah melepas sahamnya di JD,Com, perusahaan e-commerce terbesar kedua di China. Dalam langkah divestasi di akhir Desember 2021 itu, Tencent meraup US$ 16,4 miliar.

Tencent yang menjalankan bisnis video game terbesar di dunia berdasarkan pendapatan dan platform media sosial terbesar di China melalui aplikasi super serbaguna WeChat, telah menerapkan beberapa kebijakan drastis dalam beberapa bulan terakhir sebagai bagian dari upayanya untuk mengendalikan pengeluaran.

Mulai Selasa (16/8), WeChat tidak lagi menawarkan buah-buahan dan kotak takeaway gratis di kantin perusahaan. Sebelumnya perusahaan telah meniadakan sarapan dan makan malam gratis untuk pekerja kontrak, menyesuaikan kebijakan gajinya untuk memperlambat laju kenaikan gaji dan meluncurkan sistem tinjauan kinerja baru untuk karyawan.

Baca Juga: Gandeng Line, Tencent Terjun Ke Bisnis Mobile Payment di Jepang

Hasil keuangan kuartal kedua datang setelah Reuters melaporkan pada hari Selasa bahwa Tencent sedang mempertimbangkan untuk menjual sebagian atau seluruh 17 persen sahamnya di Meituan, membuat saham raksasa layanan pengiriman online merosot sebanyak 10 persen, sebelum rebound 3,3 persen, menjadi HK$170 pada Rabu (17/8).

Halaman berikutnya

Dampak Pelemahan Ekonomi dan Regulasi Waktu Bermain Game

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU