Saki menambahkan Telkomsel telah mendesign kurikulum The NextDEV agar sesuai dengan kebutuhan dalam pengembangan early stage startup.
Di mana biasanya hal tersebut merupakan tahapan startup yang berusaha mengembangkan ide bisnisnya supaya scalable dan sustainable.
Dengan begitu, Telkomsel berusaha memberikan dukungan yang sesuai, di antaranya berupa mentoring oleh para industry expert di ekosistem startup digital.
“Telkomsel juga berikan dukungan peningkatan knowledge dan skill development melalui beragam materi yang dilaksanakan melalui konsep webinar dan workshop,” jelasnya.
Selain itu, The NextDEV juga mendorong kurikulum yang terkait pembangunan fundamental dan bisnis model yang fokus terhadap profit center dan mempunyai impact social, serta tidak berfokus pada bakar uang.
“Harapannya, pondasi yang kuat ini dapat lebih membantu para early stage startup untuk semakin berkembang menjadi lebih mature dan sustainable,” ungkap Saki.
Saki juga menjelaskan sejauh ini sudah banyak startup The NextDEV yang makin berkembang baik dari sisi pengembangan teknis maupun bisnis.
Dengan mendapatkan sejumlah tingkatan funding dari investor, di antaranya seperti Cakap, Crowde, Fishgo, Gandengtangan, eduka system, dan lain sebagainya.
“Telkomsel terus berharap para startup yang telah sukses bergabung dalam Program The NextDEV dapat terus mengembangkan bisnisnya,” harap Saki.
“Sehingga memiliki potensi untuk menjadi salah satu startup unicorn Indonesia,” tutupnya.