Tak Kuat Menanggung Kerugian, Axis Dibeli XL Axiata Senilai Rp 9,9 Triliun
Sayangnya upaya Axis untuk tetap bersaing di industri selular nasional tak semudah yang dikira. Beban perusahaan terus meningkat, seiring dengan upaya perluasan coverage yang menyedot dana investasi. Pasca mengakusisi saham Lippo Group, STC melaporkan kerugian yang diderita sekitar Rp 2,3 triliun per tahun.
Merasa tak mampu bersaing dengan operator lainnya, selaku pemegang saham mayoritas, STC memutuskan untuk menjual kepemilikan Axis kepada XL Axiata.
Operator yang dikuasai Axiata Malaysia itu, menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk mengakuisisi Axis pada September 2013. Dana senilai 865 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,9 triliun, menjadi mahar akuisisi itu.
Baca Juga: Kolaborasi Evos X Axis Gelar Kompetisi Untuk Dapatkan Bibit Pro Player Baru
Untuk mengambil alih Axis, XL bahkan bersedia memenuhi persyaratan, yaitu catatan buku Axis bersih dari utang dan posisi kas nol (cash free and debt free).
Harga pembayaran akan digunakan untuk membayar nilai nominal saham Axis, serta membayar utang dan kewajiban Axis.
Melalui kesepakatan itu, lembaga finansial JP Morgan memprediksi, XL harus menyiapkan dana sebesar Rp 17 triliun sepanjang 2014 – 2015 untuk menanggung kerugian dan utang Axis. Untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut, XL mendapat pinjaman dari induk usahanya, Axiata Malaysia, dan pinjaman dari bank.
Pasca akuisisi yang membuat kinerja keuangan XL Axiata sempat berdarah-darah, nama Axis tidak sepenuhnya lenyap. Bedanya Axis tetap dipertahankan sebagai merek kartu prabayar bukan merek operator.
Baca Juga: RUPS Tahunan 2022, XL Axiata Bagikan Dividen Rp552 Miliar
Sebenarnya, pasca rampungnya proses akuisisi dari STC pada 2013, XL Axiata sempat mematikan Axis. Namun karena pertimbangan brand equity yang sudah cukup kuat, terutama buat kalangan muda yang punya budget kuota terbatas, XL kembali menghidupkan Axis pada 2015.
Bersama dengan merek XL yang sudah kelotokan, Axis menjadi tulang punggung pertumbuhan XL Axiata di industri selular yang sangat kompetitif. Lewat strategi dual brand tersebut, baik XL maupun Axis punya penawaran produk-produk inovatif. Semuanya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing konsumen.