
Sementara, kalau investasi non bisnis, lebih melihat ke hasil atau return jangka pendek yang bisa diambil.
Ada target return yang hendak dicapai.
Alhasil, misal sebuah perusahaan atau seseorang yang berinvestasi tidak perlu tahu bagaimana bisnis yang dijalankan atau bagaimana cara mereka untuk mengembangkan maupun ekspansi bisnis.
“Yang diperhatikan ialah apakah saham tersebut naik atau turun karena berpengaruh pada hasil investasinya,” ucap Reza.
Perusahaan yang berinvestasi di GOTO bukan melihat kenaikan harga saham dalam jangka pendek tapi bisnis jangka panjangnya.
Baca Juga: XL Axiata Ambilalih Saham Hipernet untuk Perkuat Layanan Korporasi
Seperti investasi yang dilakukan Telkom di GOTO lebih terkait dengan potensi di masa depan.
Di mana mengedepankan sisi kolaborasi yang saling menguntungkan di antara kedua belah pihak.
Harapannya sama-sama mengerek kinerja dan memberi manfaat luas kepada masyarakat.
Baca Juga: GoTo Resmi IPO di Lantai Bursa Efek Indonesia, Tawarkan Rp316 Per Saham
“Dengan melihat gaya investasi yang mereka lakukan, seperti Telkom, saya melihatnya lebih memperhatikan going concern dari bisnis yang dilakukan dan bagaimana ekosistem bisnis mereka bisa bertumbuh. Dan orientasi mereka tentunya ialah jangka panjang, bukan hitungan harian atau mingguan,” tegas Reza.
Karena itu, perusahaan yang berinvetasi di perusahaan lain, biasanya lebih memiliki horison jangka panjang.
Seperti terbukanya peluang pengembangan bisnis yang bertujuan untuk menciptakan sumber pendapatan baru sekaligus juga menaikkan nilai perusahaan di masa depan.
Baca Juga: Saham Goto Anjlok, Analis: Telkom Masih akan Bertumbuh hingga Akhir Tahun