Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, perubahan iklim adalah berubahnya iklim.
Penyebanya, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global.
Serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang ada perbandingannya.
Perubahan iklim mempengaruhi setiap aspek kehidupan di bumi.
Memang perubahan tersebut dapat terjadi secara alami, seperti akibat dari siklus matahari.
Namun, menurut PBB, sejak tahun 1800, aktivitas manusia menjadi penyebab utama perubahan iklim.
Terutama karena pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak dan gas.
Ketika ada pembakaran bahan bakar fosil, karbondioksida ke udara lalu memerangkap panas di atmosfer sehingga menyebabkan pemanasan global.
Karbondioksida termasuk gas rumah kaca, yaitu gas yang menyerap dan memancarkan panas.
Peningkatan gas rumah kaca membuat suhu Bumi tidak seimbang.
Gas ini memerangkap panas dan meningkatkan suhu rata-rata Bumi sehingga banyak orang sebut dengan efek rumah kaca.
Menurut Komisi Eropa, faktor utama pendorong perubahan iklim adalah efek rumah kaca.
Global Carbon Project (GCP) menyebut karbondioksida yang keluar di dunia tahun 2021 mencapai 36,4 gigaton.
Hal tersebut berdampak pada kenaikan suhu rata-rata Bumi.
Natural Resources Defense Council (NRDC) melaporkan, suhu Bumi yang naik memperburuk kejadian bencana alam, termasuk badai, gelombang panas, banjir, dan kekeringan.
Perubahan iklim tidak hanya mencakup peningkatan temperatur, tetapi juga peristiwa cuaca ekstrem, pergeseran populasi dan habitat satwa liar, naiknya air laut, dan berbagai dampak lainnya.
Semua perubahan iklim ini muncul akibat aktivitas manusia yang terus menghasilkan gas rumah kaca yang memerangkap panas ke atmosfer.
Dampak Perubahan Iklim
Baca juga: Cara Menghapus Email Serentak untuk Cegah Pemanasan Global