Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Setelah Xiaomi, Huawei Juga Tersandung Urusan Pajak

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – China menuduh India “menekan” perusahaan-perusahaan China setelah otoritas pajak India menggerebek kantor Huawei Technologies, yang mengatakan akan mencari lebih banyak informasi tentang kasus ini dan “bekerja sama penuh” dengan otoritas lokal.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu (16/2/2022), raksasa telekomunikasi China itu mengkonfirmasi bahwa pejabat pajak India telah mengunjungi kantor perusahaan di India dan berbicara dengan karyawan.

Reuters melaporkan bahwa pejabat pajak telah menggerebek kantor Huawei di New Delhi, kota terdekat Gurugram, dan pusat teknologi Bengaluru.

Huawei mengatakan yakin bahwa operasinya di India “sangat sesuai dengan semua undang-undang dan peraturan”

“Kami akan mendekati departemen pemerintah terkait untuk informasi lebih lanjut dan bekerja sama sepenuhnya sesuai aturan dan peraturan dan mengikuti prosedur yang benar,” kata perusahaan yang bermarkas di Shenzhen itu.

Baca Juga: Kontrol Lebih Ketat, Semakin Banyak Negara Jatuhkan Sanksi Kepada Google dan Facebook

Serangan itu adalah contoh terbaru dari pengawasan ketat India terhadap perusahaan teknologi China, di tengah ketegangan geopolitik antara kedua negara bertetangga, terutama akibat sengketa perbatasan di wilayah Himalaya.

Hal itu juga memicu respons tajam dari Beijing. China “sangat prihatin” tentang “penindasan perusahaan China” oleh India, Gao Feng, juru bicara kementerian perdagangan China, mengatakan pada Kamis (17/2/2022), tanpa menyebut nama Huawei.

“Kami melihat kekhawatiran yang meningkat tentang lingkungan investasi India dari investor asing, termasuk perusahaan China,” kata Gao.

“Kami berharap India dapat mendorong lingkungan bisnis yang adil, transparan, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan China di India.”

Tak dapat dipungkiri, perusahaan-perusahaan China memang tengah dibidik oleh otoritas India. Bulan lalu, India memerintahkan unit lokal pembuat smartphone China Xiaomi untuk membayar 6,53 miliar rupee (US$87,8 juta) dalam pajak impor yang diduga belum dibayar.

Xiaomi mengatakan sedang bernegosiasi dengan pihak berwenang setempat mengenai jumlah yang harus dibayar, mencatat bahwa ada “perbedaan pendapat tentang penentuan harga barang impor”.

Penggerebekan yang dilakukan di kantor Huawei terjadi beberapa hari setelah India melarang 54 aplikasi China karena masalah keamanan, termasuk yang dimiliki oleh raksasa teknologi China Tencent Holdings, NetEase, dan pemilik South China Morning Post, Alibaba Group Holding.

Sejauh ini sudah lebih dari 200 aplikasi China yang telah dilarang digunakan di India selama dua tahun terakhir karena alasan membahayakan keamanan nasional.

Tindakan otoritas pajak India dapat membayangi prospek bisnis Huawei di ekonomi terbesar di Asia Selatan. Raksasa telekomunikasi itu telah berlomba-lomba untuk mendapatkan bagian dari pengembangan jaringan 5G India.

Baca Juga: Lawan Sanksi AS, Huawei Tingkatkan Keahlian di Industri Semikonduktor

Namun pada Mei tahun lalu pemerintah India mengecualikan Huawei dan ZTE untuk mengambil bagian dalam uji coba teknologi 5G yang direncanakan akan berlangsung selama enam bulan di negara itu.

Secara terpisah, India bukanlah pasar smartphone yang signifikan bagi Huawei. Meski India merupakan pasar ponsel terbesar kedua di dunia setelah China, namun market share Huawei di negara itu sangat kecil.

Tercatat, kontribusi India bagi India menyumbang jauh di bawah 1 persen dari 161 juta pengiriman smartphone di negara itu pada 2021, menurut laporan yang dikeluarkan perusahaan riset IDC.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU