Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Masihkah Tarif (Murah) Menjadi Penentu Persaingan Operator di Era 5G?

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Sejak diluncurkan kali pertama pada akhir 2014, pembangunan jaringan 4G terus menjadi fokus operator selular di Indonesia.

Hadirnya 4G memang mendongkrak kebutuhan akan layanan data pengguna, sejalan dengan meningkatnya populasi smartphone.

Layanan riset kecepatan internet, Ookla, merilis laporan kinerja jaringan selular di Indonesia untuk semester pertama 2021.

Menurut perusahaan asal Washington, AS itu, ketersediaan jaringan 4G di Indonesia menempati peringkat ke-4 di wilayah Asia dengan persentase sebesar 89,2%.

Meski layanan 4G masih akan terus meluas ke berbagai wilayah Indonesia,  namun tiga operator selular telah meluncurkan teknologi 5G sepanjang 2021.

Baca Juga: Tak Hanya Indonesia, Demam Merger Juga Melanda Operator di Banyak Negara Asia

Telkomsel menjadi operator pertama (Mei), disusul oleh Indosat Ooredoo (Juli) dan XL Axiata (November). Sementara Smartfren diketahui juga tengah bersiap meluncurkan 5G pada semester pertama 2022.

Walaupun sudah tiga operator meluncurkan layanan 5G, namun hingga kini cakupan layanan 5G masih sangat terbatas. Umumnya hanya di area-area tertentu, seperti perumahan pusat-pusat bisnis, dan point of interest (POI) lainnya.

Keterbatasan frekwensi, ditambah dengan mahalnya pembangunan infrastruktur dan ekosistem yang belum memadai, menjadi alasan penyebaran 5G yang tersendat.

Di sisi lain, perangkat yang disediakan vendor untuk mengakses 5G juga belum banyak, karena harga yang masih terbilang mahal untuk kantong kebanyakan masyarakat kita.

Namun dengan animo yang terus membesar dan harga perangkat yang semakin terjangkau, perlahan namun pasti populasi smartphone 5G pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang, dipastikan akan semakin tinggi. Dengan sendirinya, hal itu akan berdampak pada trafik operator.

Bagi operator transformasi dari 4G ke 5G, memang tak bisa dielakkan. Selain dapat meningkatkan pelayanan bagi pelanggan, operator juga dapat memperbarui model bisnis mereka, sehingga ujung-ujungnya meningkatkan pendapatan perusahaan.

Vendor jaringan asal Swedia, Ericsson memprediksi kehadiran 5G dapat mendongkrak pendapatan operator selular hingga 30% pada 2026.

Senada dengan Ericsson, kajian Cisco dan A.T Kearney Analysis menyimpulkan, Indonesia adalah negara di Asia Tenggara dengan potensi pendapatan tertinggi saat 5G diterapkan.

Pada 2025, pendapatan operator selular diprediksi menyentuh US$1,4 miliar – US$1,83 miliar. Menurut A.T Kearney, mayoritas pendapatan tersebut disumbangkan pada skema business to business (B2B).

Baca Juga: Dari VR, AR Sampai Robot Otonom, Ini 5 Solusi Digital yang Dihadirkan Telkomsel 5G Experience Center

Halaman berikutnya

Tarif Murah Hambat Pembangunan Jaringan 5G

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU