Ambisi Honor Rebut Kembali Pasar Global
Sukses di pasar domestik, membuat Honor menargetkan dapat kembali meraih pasar global. Namun kesuksesan di sana mungkin lebih sulit ditemukan.
“Pangsa pasar global Honor mencapai 3,7% pada Agustus, naik dari 1,5% pada Februari, tetapi itu terutama karena kenaikan di China”, ungkap Neil Shah, Direktur Riset di Counterpoint Research, seperti dilansir dari media bisnis terkemuka, CNBC.
Di pasar internasional, Honor akan menghadapi persaingan ketat dari Apple dan Samsung. Honor juga harus bersaing dengan Xiaomi, Oppo dan Vivo yang terus mencuri pangsa pasar yang hilang dari Huawei.
Laporan Canalys menunjukkan, sepanjang Q3 2021, Xiaomi menduduki puncak tabel pengiriman di 11 negara dan wilayah, dan termasuk di antara lima teratas di 59 negara dan wilayah secara global.
Secara total, pengiriman smartphone Xiaomi mencapai 43,9 juta, menempati peringkat ketiga secara keseluruhan dengan pangsa pasar 13,5%, yang dikaitkan dengan jangkauan yang lebih luas kepada pengguna dengan produk baru.
Meski memiliki peluang meraih kembali pasar global yang sempat hilang, namun Honor masih memerlukan waktu karena medan persaingan kini telah berubah dengan cepat.
“Pertumbuhan Honor di luar China kemungkinan akan bertahap, karena loyalitas di segmen menengah tetap rendah dan Honor juga harus membangun kembali jaringan distribusinya”, kata Varun Mishra, analis senior di Counterpoint Research.
Kemudian, ada juga kekurangan komponen yang semakin intensif yang kemungkinan dapat menghambat ekspansi Honor pada tahun 2021, imbuh Mishra.
Mishra mengacu pada kekurangan semikonduktor yang saat ini mempengaruhi industri di pasar global mulai dari otomotif hingga elektronik konsumen.
Terlepas dari beragam tantangan, termasuk pasokan komponen yang masih terbatas – diperkirakan baru akan pulih pada 2023 – Honor telah membuktikan dapat merebut kembali pasar mereka yang pernah hilang.
Pertumbuhan positif itu, memperkuat tekad perusahaan yang ingin melanjutkan kembali ambisi di pasar global yang sebelumnya terhalang karena pembatasan AS terhadap mantan induk usahanya, Huawei.
Upaya Honor merebut kembali pasar global didukung oleh banyak sumber daya. Vendor saat ini memiliki 10.000 karyawan dan mengklaim telah “berinvestasi besar-besaran” dalam R&D, dengan empat pusat penelitian penuh dan 100 laboratorium di seluruh dunia.
Honor juga telah mengajukan 5.500 aplikasi paten baru dan mengatakan “perusahaan secara cepat membangun kembali kemitraan strategis dengan beberapa pemasok top dunia”.